www.zejournal.mobi
Jumat, 27 Desember 2024

Bom Waktu Jokowi, Gerindra Dukung Anak Dan Menantu, Permulus Prabowo Ke 2024!

Penulis : Ronindo | Editor : Anty | Selasa, 04 Agustus 2020 09:57

Kancah perpolitikan Indonesia memang langsung cair dengan merapatnya Prabowo dan Gerindra ketika dirangkul oleh Istana. Belakangan Presiden makin merapatkan kedekatan dengan bos Gerindra itu. Di satu sisi untuk merenggangkan jarak dengan LBP yang jadi gate keeper tapi malah para menteri usungannya di Kabinet Indonesia Maju itu kinerjanya jeblok.

Kembali ke kancah perpolitikan di Solo ini makin menarik dengan terjunnya si Gibran ke dalam kompetisi politik di sana. Ada banyak yang mendukung dan jelas memasang badan untuk langkah Gibran masuk ke dunia politik.

OK, ini analisis dan opini, why so serious?

Di awal penulis sudah tegaskan bahwa perpolitikan itu cair, banyak hal yang tak terduga dan kerap di luar perhitungan kita. Sama halnya siapa yang menduga Prabowo bisa diberi jabatan strategis oleh Presiden. Padahal dulu amit-amit, netizen di kubu Jokowi sudah jelas-jelas menolaknya. Tapi siapalah netizen termasuk penulis!

Gelanggang politik babak baru di tengah pandemi ini justru membuat peta persaiangan politik terutama di Pilkada Solo yang notabene kota kecil menjadi sorotan istimewa. Karena kota kecil ini menjadi kota keramat dan dianggap menjadi jalan masuk menuju panggung politik ke Ibu Kota, persis langkah Pak Jokowi yang merintis dari Walkot akhirnya ke Balkot di Ibu Kota Negara.

Dengan restu Presiden maka anaknya kini dijagokan untuk menjadi pemimpin yang ada di Solo. Kans untuk menang besar karena didukung partainya dan beberapa partai ditambah Gerindra. Gerindra menjamin akan menyetor 25 ribu suara untuk Gibran.

Sampai di sini nampaknya jaminan Gibran menang sudah ada di tangan. Tapi tunggu dulu,ada sesuatu yang sebenarnya menjadi pertanyaan, apakah dukungan itu memang gratis atau balas budi? Ternyata Gerindra memberi jawaban yaitu karena Prabowo adalah Menhan.

Mulai di sinilah politik balas budi itu muncul. Deal dan transaksi politik itu adalah hal yang bisa dibilang lumrah dan jadi tradisi. Karena itu ya harap maklum saja nanti kalau ke depannya itu dukungan ke Gibran bakal ada kelanjutan untuk siklus balas budinya.

Siapa yang paling diuntungkan? Dan pertanyaan yang pakling tepat berikutnya, siapa yang paling dirugikan?

Ini strategi yang cerdik dari Prabowo. Gerindra tak hanya mendukung Gibran bukan? Siapa Karena ada lagi keluarga Presiden yang didukung terang-terangan oleh Gerindra.

Siapa lagi kalau bukan Bobby. Gerindra lagi-lagi bergandeng tangan erat dengan PDIP untuk memajukan Bobby dalam pertarungan calon wali kota di Pilkada Medan. Di dua event yang sama yaitu pilwakot dan Gerindra serta PDIP berkoalisi bersama. Jaminan kemenangan sudah di depan mata baik Bobby dan Gibran.

Dengan strategi ini makah di satu sisi langkah Anies langsung terkubur. Anies buang-buang duit tapi buzzer Anies kenyang tapi tetap saja Anies tergusur telak karena dia tak akan bisa maju dengan kekuatan Gerindra yang kini berpaling darinya. Apalagi Gerindra berduet dengan PDIP! Itu kabar gembiranya.

Siapa yang paling diuntungkan? Jelas si capres abadi. Dialah yang bukan hanya mendapat karpet merah tapi juga dia berkesempatan untuk mendulang keuntungan dengan bergabungnya partainya itu itu ke anak dan menantu Presiden.

Gerindra akan jauh lebih kuat secara dana. Terus terang saja! Kalau dulu sandaran si Prabowo adalah Sandiaga Uno. Kini dia mendapat banyak kesempatan dan peluang agar partainya bisa mendapatkan amunisi yang cukup karena toh masih ada empat tahun. Waktu yang panjang bukan?

Persoalan lebih pelik lagi membentang. Kedua kandidat ini baik Bobby dan Gibran adalah politisi yang masih muda. Sudah siapkah memasuki rimba perpolitikan yang adu kuat dan tarik menarik kepentingan? Siapkah mereka menjaga integritas dan melawan korupsi serta tak membiarkan anggota keluarga lainnya ikut mengeruk untung dengan kekuasaan yang dipegang nantinya oleh Gibran dan Bobby?

Pasti Pak Jokowi tak akan bisa ikut campur karena kendalinya ada pada partai besar pengusung menantu dan anaknya. Kalau salah melangkah atau membuat kebijakan maka pasti Pak Presiden akan kena getahnya.

Belum apa-apa saja di Medan, Gerindra sudah mulai unjuk taringnya. Mereka langsung minta jatah yaitu wakil! Jadi baru mulai langsung pasang syarat dan unjuk gigi! Gerindra ingin jatah di depan mata saat mendukung Bobby. Mantap kan pembaca?

Oh ya penulis teringat tulisan seorang rekan yang menyinggung strategi klasik Prabowo yang pernah mengusung sebuah strategi ‘loot a burning house' (rampoklah rumah yang sedang terbakar). Ini memang strategi kelima dari strateginya. Kutipan selengkapnya demikian:

"Bapak ibu kita kalau mengajarkan kita, ‘Nak belajar yang baik, jadi orang yang baik, kalau besar jadi orang baik membantu orang, membantu tetangga’. Kalau strategi tidak begitu, kalau perlu kau rampok tetanggamu yang sedang kesusahan," tegas Prabowo seperti dikutip dalam video tersebut, Jumat (20/6).

Nah, pembaca ingat ketika salah transfer rekening yang juga menyasar ke Kemenhan? Kendati datang pembelaan jubirnya, persoalannya, jumlah sekitar Rp 70an milyar, kok bisa salah transfer? Kalau hanya 750 rebu masih bisa dimaklumi, 75 jeti Oklah tutup mata. Nah, 70an milyar, cuy!

Entahlah, jadi mumet kan? Inilah bom waktu sebenarnya.

Jadi yang ngakak sekarang siapa? Prabowo, Fadli Zon dan Dahnil.


Berita Lainnya :


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar