www.zejournal.mobi
Rabu, 20 November 2024

DKI “Panen” Lonjakan Covid itu Mengerikan, Bukan Terkendali Namanya!

Penulis : Mpok Desy | Editor : Anty | Kamis, 30 Juli 2020 14:09

Membicarakan Covid sejauh ini tidak bisa selesai. Sulit untuk diam karena menyangkut soal nyawa. Ayo tunjuk tangan, siapa yang mau tinggal di lingkungan dimana nyawa kita menjadi taruhan? Istilahnya, kita sudah menjaga diri dengan mematuhi protokol kesehatan, dan meningkatkan kualitas hidup sehat. Tetapi, belum tentu orang lain melakukan hal yang sama. Mau bukti? Monggo cari saja sendiri di media sosial, masih banyak orang gokil yang beranggapan Covid itu bohongan bro!

Ini menyedihkan total untuk Indonesia saja per Rabu 29 Juli tercatat sudah tembus 104 ribu kasus! Memang kabar baiknya semakin hari angka kesembuhan semakin meningkat, yang per hari ini 62.138 kasus, dan 4.975 kasus kematian. Tetapi itu bukan berarti semua jadi normal kawan. Lha, sudah jelas yang harus kita jalani sekarang adalah new normal! Artinya, tidak bisa lagi kita bermimpi hidup seperti ketika si Covid belum muncul!

Mungkin inilah yang terjadi pada warga DKI Jakarta, yang nampaknya tampil unggul mengenaskan. Bayangkan saja, setiap hari kasus Covid di DKI Jakarta selalu naik, naik dan naik, seperti ogah turun. Menurut pengakuan “Mas Anies” Gubernur DKI Jakarta per hari Rabu ini bertambah 584 kasus di DKI Jakarta yang dipimpinnya.

"Setiap hari kita mendengar kasus baru di Jakarta, hari ini angkanya agak besar di atas 400. Diumumkan sore ini jumlahnya, persisnya kita akan ada 584 kasus baru," kata Anies dalam webinar yang disiarkan melalui Zoom, Rabu. Dikutip dari: kompas.com

Penulis tidak mengatakan ini semua kesalahan Anies sebagai gubernur. Tetapi, “bangga” dengan angka lonjakkan itu rasanya sangatlah tidak bijak. Apalagi mengatakan bahwa lonjakan ini terjadi karena masifnya pemeriksaan Covid-19 yang dilakukan Pemprov DKI. Maaf yah, menemukan, mencatat dan lalu melaporkan angka kasus Covid bukanlah prestasi. Apalagi jika ini dilakukan oleh seorang pemimpin daerah. Harusnya ini jadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, ini masalah tanggungjawab!

"Jakarta mengambil strategi mencari orang-orang yang terpapar (Covid-19), lalu diisolasi, lalu diputus mata rantainya. Kalau Jakarta hanya ingin angkanya kecil, maka Pemprov DKI tidak perlu melakukan testing, dijamin angka Covid-19 langsung turun," ujar Anies.

"Saya selalu sampaikan kalau ada angka positif harus kita syukuri ketahuan. Banyak dari kita yang menganggap kalau positif itu masalah," ujar Anies.

"Memang kita masih punya wabah, di dunia juga masih ada wabah. Pilihannya mau ditemukan atau tidak. Kalau tidak ditemukan, angkanya kecil. Saya berkali-kali menegaskan, kami bukan ingin menurunkan angka Covid-19, kami ingin menurunkan penyebaran Covid-19," lanjutnya.

Dubrak….komentar konyol ini ngegilai karena datang dari seorang pemimpin daerah. Bukankah seharusnya optimisme itu datang dari pemimpin? Jadi ini bukan masalah, “Wokeh…saya sudah kerja dengan berhasil menemukan angka, tuh angkanya! Lagian, seluruh dunia juga masih ada wabah Covid kok. Gampil, kalau takut angkanya, yah sudah saya diam saja biar tidak ketahuan!”

Hahah…ini bukan soal matematika yang berhubungan dengan angka kawan! Horor banget karena angka di Covid ini adalah angka otw kematian! Bukannya angka undian berhadiah menang ratusan miliar! Jadi, harusnya, fokus Pemprov DKI kepada bagaimana menekan kasus! Salah, salah dan salah banget jika merasa sudah kerja karena sudah memperbanyak swab dan metode polymerase chain reaction (PCR).

Narasi seperti ini bakal jadi bom waktu siap meledak di gelombang kedua Covid yang sedang otw coming soon diantara kita. Sementara untuk saat ini saja masih banyak warga yang bersikap acuh seakan memiliki cadangan nyawa, hanya karena telah memakai masker, face shield dan sanitizer. Mikir!

Harus lebih dari itu yang menjadi benteng kita menghadapai keganasan Covid. Buktinya, klaster perkantoran menjadi momok menakutkan saat ini. Padahal untuk masyarakat biasa saja belum semua belajar dari kengerian Covid. Belum lagi menyoroti aksi demo di ibu kota dengan mengusung berbagai tema. Konyol!

Menurut penulis sejauh ini yang dilakukan Pemprov DKI seperti bermain petak umpet dengan si Covid. Hanya karena berbekal berbagai macam test merasa sudah cukup untuk “uji nyali, taruhan nyawa” dengan Covid? Jangan begitu dong! Ubah, dan ubahlah mind set atau cara pandang warga DKI!

Masukan saja, mungkin yang harus dilakukan tampa bosan oleh Pemprov DKI adalah

Edukasi dan sosialisasi mengerti ini sudah banyak dilakukan, dan ada dimana-mana. Tetapi bukan berarti karena sudah lalu dianggap selesai. Lakukan terus di berbagai ruang publik, dalam kemasan yang menarik sehingga tidak menimbulkan kebosanan.

Pengadaan fasilitas cuci tangan ditempat umum, termasuk juga pasar tradisional. Sehingga kesadaran menjaga diri dan standar hidup sehat tumbuh di masyarakat.

Sanksi sosial dan hukum bagi warga yang lalai memakai masker, ataupun bentuk-bentuk keramaian/ kerumunan yang berpotensi sebagai penyebaran Covid.

Lanjut dengan test yang dilakukan secara masif sehingga berjalan parallel dengan kebijakan lainnya.

Silahkan jika ada kebijakan rasional lainnya. Intinya, gaung kesadaran ngerinya Covid ini harus terus dilakukan. Bukan untuk menakuti, tetapi tujuannya untuk melindungi diri sendiri, dan juga orang lain dari terinfeksi. Sebagai pemimpin daerah, harus lebih dari sekedar menemukan “kasus”, tetapi sejatinya kepala daerah itu harus berhasil mendidik warganya berprilaku sehat!

Referensi:

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/29/15100901/rabu-jakarta-bertambah-584-kasus-covid-19-ini-komentar-anies?page=all

{{related_news#3--}}


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar