Nunggak Lapindo dan Bobol Jiwasraya, Bakrie Masih Leluasa Ngebor Minyak di Afrika!
Hampir 75 tahun negeri ini merdeka, nyatanya hukum masih belum bisa ditegakkan secara adil. Koruptor-koruptor kelas kakap masih bebas melenggang. Saat terdakwa lain dibui dan disita aset-asetnya, orang ini malah investasi minyak di Afrika. Nilainya juga tak kalah fantastis dibanding kerugian Lapindo.
Di mana aparat penegak hukum? Kenapa tak ada pencekalan untuk Bakrie yang telah merampas 4 triliun dari Jiwasraya? Kenapa tak secuilpun asetnya disita negara? Percuma pemerintah pontang-panting menerbitkan obligasi dan memulihkan investasi kalau nyatanya perampok negara masih berkeliaran.
Sebelumnya diberitakan bisnis.com, konglomerasi energi Grup Bakrie melaporkan pengeboran sumur minyak dan gas di Blok Buzi, Mozambik telah mencapai 828,35 meter kedalaman terukur (mMD).
Pengeboran di Afrika ini dilakukan oleh Buzi Hydrocarbons Pte. Ltd., anak usaha PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG).
"Total biaya yang telah dikeluarkan US$13,07 juta," ulas sekretaris perusahaan ENRG Riri Hosniari Harahap kepada Bursa Efek Indonesia, Minggu (12/7/2020).
Blok Buzi merupakan hasil kerja sama ENRG dengan Empressa Nacional de Hidrocarbonetos, perusahaan negara milik Mozambik.
Kesepakatan itu diteken dalam forum Indonesia—Africa Infrastructure Dialogue 2019 yang diselenggarakan di Bali, Selasa (20/8/2019).
BHPL dan ENH sepakat untuk mengekslplorasi dan mengembangkan Blok Buzi EPCC. Estimasi nilai investasi senilai lebih dari US$50 juta.
Nilai tersebut kalau dikruskan rupiah sekitar 700 milyar lebih alias setara dengan tunggakan utang Lapindo. Anehnya pemerintah kita masih ciut nyali dan tak berkuasa di hadapan Bakrie. Enak sekali dia memperkaya diri sementara negara menanggung korban Lapindo.
Selain berita pengeboran minyak, Bakrie juga meluaskan usahanya di dunia hiburan. Seperti berita bisnis berjudul "Saham Gocap Keluarga Bakrie, Goldman Borong Lini Hiburan (JGLE)". Bakrie rupanya tak akan tersentuh hukum hingga kiamat kalau seperti ini caranya.
Padahal dalam kasus Jiwasraya sudah disebutkan 4 sahamnya membobol keuangan JS. Hal ini terungkap dari fakta persidangan dengan saksi Faisal selaku kepala divisi Investasi. Terdapat empat emiten yang merupakan perusahaan dari Grup Bakrie, yakni PT Darma Henwa Tbk (DEWA), PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL).
Jadi, keterlibatan Bakrie bukan hanya nayanyian Bentjok seorang tapi diakui saksi dari Jiwasraya. BPK tak boleh lagi melindungi keterlibatan Bakrie dan mengabaikan fakta persidangan. Kejaksaan dalam hal ini harus cepat mendalami keterlibatan Bakrie dan mendalami pernyataan saksi.
Jangan sampai Jiwasraya keburu ditutup menteri BUMN, tapi penjahat utamanya dibiarkan bebas begitu saja. Dalam artikel saya yang terdahulu juga sempat membahas bagaimana liciknya Bakrie menipu investor dengan laporan keuangan palsu. Setelah investor masuk, sahamnya dikunci di angka 50 rupiah. Harusnya para penegak hukum bisa menelusuri riwayat buruk Bakrie.
Saat ini berita buruk mengenai Bakrie yang memainkan saham juga terendus BEI. Jumat kemarin diumumkan 16 perusahaan yang diusir termasuk salah satunya milik Bakrie yakni PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL). Hal ini terkait keterbukaan dan menjaga kepercayaan investor.
Dengan segala fakta yang ada bahwa Bakrie lewat perusahaannya ikut memeras Jiwasraya. Bakrie tak bisa menjaga kepercayaan investor sehingga perusahaannya diusir dari BEI. Berarti sudah jelas orang ini berbahaya bagi iklim investasi di negeri ini. Termasuk ikut andil dalam membuat Jiwasraya bangkrut dan berpotensi jadi Century kedua.
Anehnya dia masih melenggang bebas mengembangkan bisnisnya ke luar negeri. Dia tak pernah memikirkan nasib Jiwasraya atau Lapindo sebagai korban keserakahannya. Pemerintah terkesan takut menyentuhnya apalagi penegak hukum kita.
Ujung-ujungnya nama-nama seperti Bentjok dan Heru Hidayat yang dipastikan paling banyak menanggung rugi dan seluruh asetnya disita. Sedang pelaku utama yang juga pemilik TV One masih bebas makan enak dan keluyuran.
Padahal media dan acara ILC miliknya kerap menjelek-jelekkan pemerintah. Klop sudah dengan strategi busuknya dalam merampok negara lewat kasus Lapindo dan Jiwasraya. Semoga fakta persidangan yang menyeret namanya tak begitu saja lenyap ditelan udara. Kita tunggu gebrakan Kejaksaan untuk mengusut kasusnya. Kalau perlu tangkap Bakrie sekarang juga dan sita semua asetnya.
Referensi:
- Source : seword.com