Presiden Korsel: KTT Trump-Kim Dibutuhkan Sebelum Pemilu AS November
Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bertemu tiga kali dalam periode antara 2018 dan 2019 untuk membahas semenanjung Korea dan kemungkinan denuklirisasi. Namun, tiga KTT satu lawan satu gagal mencapai tujuan mereka.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada hari Selasa mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un harus mengadakan pertemuan empat lawan satu sebelum pemilihan presiden AS pada November, menurut laporan Reuters pada hari Rabu, mengutip sebuah sumber resmi Seoul.
Dalam pertemuan virtual dengan Presiden Dewan Eropa Charles Michel pada hari Selasa, Moon mengatakan pertemuan tingkat tinggi Trump, Jong-un akan membantu untuk melanjutkan kembali perundingan nuklir yang macet.
"Saya percaya ada kebutuhan antara Korea Utara dan Amerika Serikat untuk mencoba dialog sekali lagi sebelum pemilihan presiden AS," kata pejabat Korea Selatan mengutip pernyataan Moon. "Masalah program nuklir dan sanksi pada akhirnya harus diselesaikan melalui perundingan Korea Utara-AS".
Pejabat Seoul yang tidak disebutkan namanya menambahkan bahwa pemimpin Korea Selatan telah menyampaikan pandangan ini kepada Washington dan bahwa para pejabat dengan pemerintahan Trump saat ini melakukan upaya untuk memulai kembali perundingan.
Awal pekan ini, wakil Sekretaris Negara AS, Stephen Biegun, mengatakan bahwa masih ada waktu bagi Washington dan Pyongyang untuk melanjutkan pembicaraan dan "membuat kemajuan besar".
Biegun, yang bertanggung jawab atas negosiasi tingkat kerja dengan Pyongyang, juga mencatat bahwa mengadakan pertemuan tatap muka sebelum pemilihan November akan menjadi masalah karena pandemi coronavirus (COVID-19), yang membuat potensi mengadakan KTT virtual terjadi.
Trump dan Jong-un telah mengadakan tiga KTT satu lawan satu, satu di Singapura pada 2018 dan dua pada 2019; di Vietnam dan di zona demiliterisasi antara Korea Utara dan Selatan.
Kedua pemimpin membahas keadaan semenanjung Korea dan kemungkinan denuklirisasi. Tak satu pun dari KTT itu berhasil mencapai tujuan yang ditetapkan, karena presiden AS gagal meyakinkan Pyongyang untuk menyerahkan senjata nuklirnya, sementara permintaan negara Asia timur untuk mengurangi sanksi unilateral AS belum dipenuhi.
Ketegangan di semenanjung Korea meningkat baru-baru ini setelah Korea Utara meledakkan kantor Penghubung Antar-Korea pada 16 Juni, mengancam tindakan tingkat negara jika Seoul gagal menangguhkan kampanye yang diluncurkan oleh para pembelot yang berbasis di Korea Selatan yang menerbangkan selebaran anti-Pyongyang dengan menggunakan balon di perbatasan.
Pyongyang kemudian sekali lagi meninggalkan rencana militer terhadap tetangganya di Selatan, menurut Reuters. Sebagai gantinya, Korea Utara mengatakan akan memimpin sendiri bentuk kampanye informasi melawan Seoul.
- Source : sputniknews.com