Sambut Baik Rencana Terbaru Israel Rebut Wilayah Tepi Barat, Beginilah Rangkaian Dukungan AS Terhadap Israel
Sangat menyayangkan keputusan AS, Palestina mengatakan selama ini pemerintahan Trump kerap mengambil keputusan yang hanya menguntungkan Israel dimulai sejak AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Bulan lalu, dalam laporan HAM global tahunannya, AS menyebut warga Palestina di Yerusalem Timur dengan sebutan “penduduk Arab” atau “penduduk non-Israel”. Sebutan ini dirubah setelah sebelumnya ia menyebut warga Pelestina dengan sebutan “penduduk Palestina” dalam deskripsi laporannya.
Untuk diketahui, setelah pada Desember 2017 lalu AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, pada bulan Maret 3019 AS kembali mengakui wilayah Dataran Tinggi Golan sebagai bagian dari Israel setelah direbut dari Suriah. Dan yang terbaru, di bulan Januari 2020 AS yang dipimpin Trump kembali merilis rencana perdamaian Timur Tengah yang isinya (lagi-lagi) lebih banyak menguntungkan Israel.
Dalam rencana perdamaian tersebut disebutkan bahwa Israel boleh mencaplok sepertiga wilayah Tepi Barat yang dipenuhi ratusan pemukiman ilegalnya, bersama dengan wilayah Jordan Valley.
Di sisi lain, rencana ini kian memperkecil wilayah otonomi Palestina dengan ibu kota yang Trump tetapkan berada di pinggiran Yerusalem.
Di bawah naungan rencana ini, Israel berhak menguasai Yerusalem selaku “ibu kotanya” dan mencaplok sejumlah besar wilayah milik Palestina.
Padahal, Palestina sudah berulang kali mengatakan bahwa pihaknya menginginkan Yerusalem timur sebagai ibu kota negaranya di masa depan.
- Source : www.globalresearch.ca