Jangan Abaikan Nasihat Pakar UGM Ini Biar Pandemi Covid-19 di Indonesia Segera Berakhir!
Guru Besar Statistik Universita s Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof. Dedi Rosadi, mengungkapkan pendapatnya mengenai prediksi kapan pandemi Covid-19 akan berakhir di Indonesia. Seperti dilansir dari laman ugm.ac.id, menurut Prof. Dedi *persebaran Covid-19 di Indonesia diprediksi akan mereda pada akhir Juli 2020 dengan perkiraan proyeksi total penderita positif Covid-19 ada di kisaran 31 ribuan kasus. Wow...!
Data ini mengaku pada data yang dipublikasikan oleh pemerintah per 23 April 2020, yang menghasilkan perkiraan puncak pandemi Covid-19 akan terjadi pada Mei 2020, lalu bergerak turun, turun, turun ... dan akan mereda pada akhir Juli 2020.
Akan tetapi, prediksi ini bukanlah tanpa catatan yang seharusnya tidak diabaikan oleh masyarakat, juga pemerintah dan para pihak yang memiliki otoritas di setiap daerah, yang memilik andil tak kalah pentingnya dalam menuntaskan pandemi Covid-19 di negeri kita.
Saya bantu ringkaskan tiga syarat yang terkandung dalam opini Prof. Dedi Rosadi seperti berikut:
(1) Kondisi dan usaha untuk merubah kecepatan penularan bahkan memutus total rantai penularan penyakit. Hal ini bisa dilakukan lewat pengendalian yang efektif terhadap episentrum-episentrum penyebaran virus yang telah ada khususnya kelompok provinsi-provinsi zona merah. Gawatnya, jika pengendalian gagal dilakukan maka time-line wabah akan mundur, dengan konsekuensi penderita yang lebih besar dari prediksi sementara.
(2) Ppotensi penyebaran Covid-19 terkait fenomena mudik pada bulan Mei secara masif atau bentuk migrasi lain dari daerah pusat penyebaran khususnya daerah zona merah. Sejauh mana masyarakat mematuhi larangan mudik yang disampaikan oleh pemerintah sejak 24 April 2020 akan sangat menentukan maju-mundurnya prediksi pandemi Covid-19 akan berakhir.
(3) Terkait konsistensi pengaturan pemerintah pada masa mendatang, juga tingkat kepedulian dan kewaspadaan masyarakat terhadap imbauan pemerintah. Semaksimal mungkin masyarakat dapat melaksanakan anjuran berdiam diri di rumah. Jika beraktivitas ke luar rumah, hendaknya juga selalu memaksimalkan usaha-usaha untuk melindungi diri melalui social dan physical distancing, memakai masker, cuci tangan dengan sabun, dan gaya hidup sehat lainnya. Upaya-upaya preventif pengendalian lain juga perlu terus dilakukan dengan disiplin tinggi.
Well ... jika melihat kondisi yang sering diberitakan oleh media massa, media online, atau pribadi saya secara langsung saat melintasi daerah tertentu, tingkat kedispilinan masyarakat dalam melakukan tindakan preventif, tidak merasa kuat (tidak bakalan kena), tidak sembrono, dan tidak nekat mudik bagi mereka yang kini berada di zona merah ... sejatinya menjadi kunci sejauh mana prediksi dari Prof. Dedi tadi dapat tepat terjadi, atau malah semakin mundur.
Melihat kondisi sekarang, untuk mempercepat laju puncak persebaran Covid-19, lalu menurun dan berhenti ... rasanya masih sangat sukar terjadi. Namun, saya rasa kisaran waktu sekitar 3 bulan jika dihitung sejak hari ini (25/4/20) menjadi prediksi yang masih dalam time-line wajar, meskipun masih diperlukan perjuangan keras untuk mewujudkannya.
PR pertama jelas, ada di depan mata ... yakni dengan sedapat mungkin mengisolasi daerah-daerah episentrum Covid-19 lewat kebijakan PSBB yang sudah berjalan. Sementara, bagi daerah-daerah lain diharapkan dapat meningkatkan tindakna preventif, sekaligus menyediakan sarana untuk karantina mandiri ketika didapati ada satu-dua orang nekat pulang kampung atau mudik sebagai “Plan B” untuk berjaga-jaga jika ada yang masih lolos.
Terakhir, kesadaran masyarakat akan betapa seriusnya Covid-19, dengan segala dampaknya yang akan membuat keadaan semakin buruk bila pandemi ini tidak segera berakhir, memegang peranan tak kalah pentingnya. Kesadaran inilah yang akan membuat masyarakat mampu untuk lebih menahan diri, menaati imbauan physical distancing hingga menghindari kerumunan yang tidak perlu, juga memaksakan diri agar tidak mudik pada Lebaran kali ini.
Gawatnya, jika gagal menahan diri, apalagi lantas bertindak ngawur, nekat, dan sembrono ... saya khawatir prediksi berakhirnya wabah Covid-19 menurut perhitungan pakar UGM tadi akan semakin mundur, mundur, dan mundur lagi. Hal itu berarti pula keadaan yang semakin sulit, periuk nasimu masih bergoyang hebat, tabungan akan semakin menipis, dan tingkat stres akan semakin bertambah. Semoga tidak ada yang sampai menjadi (maaf) gila kalau sampai prediksi di atas semakin mundur!
Sumber artikel: https://www.ugm.ac.id/id/berita/19344-akhir-pandemi-corona-bisa-mundur-jika-masyarakat-nekat-mudik
- Source : seword.com