Akan Rilis ‘Rencana Perdamaian Israel’, Trump Peringatkan Reaksi Negatif Rakyat Palestina
Presiden AS Donald Trump akhirnya akan merilis rencana perdamaiannya untuk Timur Tengah sebelum para pemimpin Israel mengunjungi AS pada pekan depan. Di sisi lain, Trump juga mengingatkan bahwa kemungkinan besar rencana perdamaian ini tidak akan disukai rakyat Palestina.
Sudah sejak lama Trump membicarakan dan koar-koar soal keberadaan rencana perdamaian buatannya yang mampu menyelesaikan sengketa antara Israel dan Palestina. Kabarnya, rencana ini dikembangkan oleh menantunya, Jared Kushner.
Meski terus diperbincangkan, nyatanya perilisan rencana perdamaian ini telah berulang kali ditunda.
Namun, saat berada di Air Force One menuju ke sebuah acara di Florida pada hari Kamis, kepada para reporter Trump mengatakan dirinya berniat merlisi rencananya ke publik pada pekan depan menjelang kunjungan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan rivalnya Benny Gantz ke AS.
“Ini rencana yang luar biasa,” ujar Trump. “Rencana ini akan sukses.”
Kendati demikian, sang presiden AS mengingatkan bahwa rencana ini akan menuai reaksi negatif dari rakyat Palestina, meski sebenarnya rencananya akan menguntungkan mereka (Palestina).
Seperti yang telah diketahui, sejak menjabat sebagai Presiden di tahun 2017, Trump telah berulang kali menunjukkan keberpihakannya pada Israel, seperti mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan besar AS ke sana.
Tak hanya itu, Trump juga mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan, wilayah Suriah yang direbut Israel di tahun 1967.
Sebagai informasi, negara Israel berdiri pada tahun 1948 di atas wilayah Palestina, sementara wilayah yang sekarang dikenal dengan Tepi Barat dan Gaza kala itu diambil alih oleh Yordania dan Mesir. Namun pada akhirnya Israel berhasil merebut kedua wilayah ini dalam sebuah perang di tahun 1967.
Sejak saat itu, sejumlah proposal perdamaian diusulkan untuk menyelamatkan negara Palestina di wilayah itu. Salah satunya adalah “solusi dua negara” yang menjadikan AS sebagai mediatornya. Sayangnya solusi dua negara pada akhirnya dibubarkan pada bulan Feburari 2017 di masa pemerintahan Trump.
- Source : www.rt.com