Menhan Turki: Nato Membiarkan Kami Bertarung Melawan Teroris Seorang Diri
Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar menuduh NATO membiarkan negaranya bertarung sendiri melawan terorisme, usai organisasi ini menolak mencap pasukan Kurdi yang ada di Suriah utara teroris.
Menjelang KTT NATO yang digelar di London pada awal pekan lalu, pemerintah Turki mengatakan pihaknya akan memblokir rencana pertahanan untuk negara-negara Baltik kecuali NATO mengakui YPG Kurdi sebagai kelompok teroris.
Seperti yang telah diketahui, selama beberapa dekade Turki terus terlibat konflik dengan kelompok YPG. Turki bahkan nekat melancarkan operasi militer terhadap pasukan Kurdi yang ada di Suriah utara pada bulan September lalu.
Kendati demikian, pada akhirnya Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengalah dan kembali pada rencana pertahanan Baltik sambil mendesak NATO untuk tidak membiarkan pihaknya bertarung sendiri melawan teroris.
Sayangnya, NATO tetap tidak mau menyelesaikan isu YPG dengan Erdogan.
“Pada akhirnya, tidak ada kesepakatan yang dicapai,” ujar Akar hari Jumat, seperti yang dilaporkan saluran TV Turki NTV.
“Kami dibiarkan seorang diri melawan terorisme.”
Pada hari Jumat, Menter Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengatakan pada para reporter bahwa pemerintahannya akan memblokir publikasi rencana pertahanannya sampai rencana Turki, yang meliputi pelabelan terorisme, juga diumumkan.
Meski sempat berselisih paham soal pelabelan teroris pada pasukan Kurdi, Akar menegaskan hubungan negaranya dengan anggota NATO masih mesra.
Kendati demikian, hubungan yang disebut Akar mesra ini mulai menegang akhir-akhir ini. Ketegangan ini berawal usai Erdogan memutuskan membeli sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia yang langsung menuai kecaman dari negara anggota NATO. Tidak hanya itu, Turki juga langsung ditendang dari program pesawat jet F-35 buatan AS.
Meskipun Erdogan dan Trump telah menggelar serangkaian pembicaraan, kebuntuan terkait persenjataan ini tak kunjung selesai dan buntutnya Turki tetap pada pendiriannya membeli sistem rudal buatan Rusia.
Pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu kembali mengatakan tidak ada unsur politik dibalik pembelian S-400 ini, melainkan negara anggota NATO (seperti AS dan Prancis) yang tidak mau memasok senjata sejenis kepada Turki.
- Source : www.rt.com