Soal Kerusuhan Irak, Pompeo: Pemerintah Irak Harus Mendengarkan Permintaan Demonstran

Menteri Sekretaris Negara AS Mike Pompeo mendukung aksi protes anti-pemerintah di Irak yang terus bergulir selama sebulan, terlepas dari diberlakukannya jam malam, terjadinya kekerasan dan jatuhnya banyak korban jiwa.

“Pemerintah Irak harus mendengarkan permintaan rakyat Iran yang turun ke jalan untuk menyuarakan suaranya,” tulis Pompeo dalam akun Twitternya hari Jumat.

“AS mendukung rakyat Irak yang menginginkan pemerintahan yang tulus dan keadilan.”

The Government of #Iraq should listen to the legitimate demands made by the Iraqi people who have taken to the streets to have their voices heard. The U.S. supports the Iraqi people who require a genuine exercise in accountability and justice.

— Secretary Pompeo (@SecPompeo) November 1, 2019

PKS Kirim Surat ke Dubes Swedia Memprotes Pembakaran Alquran

Protes Pecah di Rusia Menentang Wamil ke Ukraina, 261 Ribu Orang Eksodus

India Diguncang Protes Pasca Bebasnya Geng Pemerkosa Bilkis Bano

Rentetan protes skala besar yang dimulai satu bulan lalu itu, terus bergulir di penjuru Irak terlepas dari pemberlakuan kebijakan jam malam di Baghdad. Para demonstran membanjiri jalanan, mengungkapkan kemarahannya terkait korupsi, pengangguran dan buruknya layanan publik.

Mereka meminta Perdana Menteri Adil Abdul-Mahdi mengundurkan diri dan perombakan total sistem politik Irak, yang dibentuk setelah invasi AS di Irak pada tahun 2003.

Hingga kini sedikitnya 250 demonstran tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Irak, beberapa di antaranya dikabarkan tewas akibat terkena peluru sniper.

Menanggapi demo yang terus bergulir, Presiden Barham Salih mengatakan perdana menteri siap mengundurkan diri segera setelah penggantinya ditentukan. Ia juga berjanji akan menggelar pemilihan umum dan merubah UU pemilu sehingga mereka yang berusia di bawah 35 tahun boleh mencalonkan diri sebagai anggota parlemen.