Usai 2 Kilang Minyaknya Diserang, Arab Saudi Pilih Bergabung Dengan Patroli AS Di Selat Hormuz
Arab Saudi akhirnya masuk ke dalam daftar negara yang bergabung dengan koalisi pimpinan AS yang bertujuan melindungi kapal-kapal asing saat melintasi Selat Hormuz. Fyi, Selat Hormuz berubah menjadi daerah perairan rawan usai memanasnya ketegangan dengan Iran.
Dilansir dari media setempat, seorang narasumber di dalam Kementerian Pertahanan Arab Saudi membenarkan bahwa kerajaan telah bergabung dengan International Maritime Security Construct.
Arab Saudi sendiri baru memutuskan bergabung dengan koalisi AS setelah dua fasilitas minyak miliknya diserang. Sejauh ini, kelompok pemberontah Houthi telah mengkalim bertanggung jawab atas serangan ini, kendati demikian AS bersikeras bahwa pelaku sesungguhnya adalah Iran.
Selain Arab Saudi, negara lainnya yang juga menjadi anggota koalisi AS di Selat Hormuz adalah Australia, Bahrain, dan Inggris. Bersama, seluruh negara anggota berpatroli menelusuri Selat Hormuz, Bab el-Mandab, Laut Oman dan Teluk Persia untuk melindungi kapal asing yang lewat dari serangan.
Untuk diketahui, koalisi ini terbentuk usai terjadi serangkaian insiden di wilayah perairan ini, dimulai dengan serangkaian serangan misterius terhadap dua kapal tank minyak di Teluk Oman pada bulan Juni lalu.
Tanpa disertai bukti-bukti penunjang, AS langsung menyalahkan Iran atas serangan yang terjadi di Teluk Oman. Kemudian pada awal bulan Juli, sebuah kapal tank minyak Iran dilaporkan ditangkap oleh angkatan laut Inggris di wilayah perairan Gibraltar.
Tidak tinggal diam, Iran menyebut aksi angkatan laut Inggris sebagai “pembajakan negara” dan langsung balik menangkap kapal berbendera Inggris yang tengah melintasi Selat Hormuz.
Kapal tank milik Iran baru dilepaskan pada akhir bulan Agustus, sementara kapal berbendera Inggris ‘Stena Impero’ sampai saat ini masih ditahan Iran. Kendati demikian, Iran mengatakan kapal tersebut akan segera dilepaskan.
- Source : www.rt.com