www.zejournal.mobi
Senin, 23 Desember 2024

Aplikasi Kencan & Maraknya Hubungan Sesama Jenis Sebabkan Wabah Sifilis Melonjak Di Eropa

Penulis : RT | Editor : Indie | Selasa, 23 Juli 2019 12:02

Pakar kesehatan mengungkapkan wabah penyakit sifilis kembali merebak dan meresahkan penduduk Eropa. Tren aplikasi kencan yang kian digandrung masyarakat disebut-sebut sebagai salah satu pemicunya.

Wabah sifilis kembali melanda Eropa lantaran dipicu oleh perilaku manusia, ujar Andrew-Gauci, kepala bagian HIV/AIDS di European Center for Disease Prevention and Control (ECDC).

Beragam faktor turut berperan dalam merebaknya penyakit ini, contohnya “masyarakat kerap berhubungan seks tanpa menggunakan kondom dan kebiasaan kerap berganti pasangan,” ujar Andrew.

Laporan terbaru yang dikeluarkan ECDC memperlihatkan antara tahun 2010 dan 2017, jumlah kasus sifilis di seluruh penjuru Eropa melonjak hingga 70 persen.

Terjadi lonjakan wabah sifilis di beberapa negara dengan Islandia berada di posisi puncak setelah persentase pertumbuhan penyakit sifilis di kalangan penduduknya meroket hingga 876 persen.

Di bawah Islandia ada Irlandia dengan persentase 224 persen, sementara tingkat pertumbuhan sifilis di Inggris dan Jerman mengalami kenaikan lebih dari dua kali lipat.

Menurut ECDC, dua per tiga kasus sifilis di Eropa antara tahun 2007 sampai 2017 dipicu oleh hubungan seks sesama jenis (MSM a.k.a men having sex with men). Sementara hubungan seksual yang dilakukan pria heteroseksual memberikan kontribusi terhadap peningkatan wabah sifilis sebanyak 23 persen, sedangkan wanita 15 persen.

Lebih lanjut, Andrew-Gauci mengatakan kebiasaan masyarakat yang kerap mengabaikan penggunaan kondom bukan satu-satunya faktor yang memicu lonjakan penyakit ini.

“Faktor lainnya yang juga berperan adalah hubungan sesama jenis pria dengan pria, kurangnya pendidikan seksual, keterbatasan akses mendapatkan kondom di kalangan remaja dan berhubungan seks di bawah pengaruh alkohol dan narkoba.”

Tak berhenti sampai di situ, ada pula laporan yang menyebutkan bahwa aplikasi kencan seperti Tinder dan Grindr juga berkontribusi dalam penyebaran penyakit sifilis.

Andrew berpendapat, aplikasi kencan justru memfasilitasi masyarakat untuk melakukan hubungan seks dan menyebarkan penyakit menular seksual seperti sifilis.

Menurut Andrew, untuk menekan penyebaran sifilis, negara-negara di Eropa perlu mendorong masyarakatnya untuk menggunakan kondom secara konsisten serta memberikan penyuluhan lebih mengenai pendidikan seks.

Sementara itu, kepada kantor berita RT, Lorenzo Giacani, profesor di Departments of Medicine and Global Health di University of Washington mengatakan kembalinya wabah sifilis di negara-negara maju tidak bisa dibiarkan begitu saja.

“Perlu diketahui bahwa wabah sifilis di Eropa tidak hanya menghantui pasangan sesama jenis (MSM) tapi juga semua kalangan.”

“Data yang diperoleh ECDC dengan jelas memperlihatkan sifilis bukan lagi penyakit di masa lampau, melainkan telah kembali hadir di antara kita,” sang profesor mengatakan.

Lebih lanjut, profesor Giacani mengatakan dari semua faktor pemicu, kasus janin ditularkan oleh ibunya selama masa kehamilan merupakan faktor penyebaran sifilis yang paling meresahkan.

Sebagai informasi, untuk saat ini belum ada vaksin pencegah sifilis, namun beberapa kelompok peneliti tengah berupaya mengembangkannya, termasuk tim Giacani.

Giacani yakin negara-negara di Eropa dapat melakukan hal lebih untuk mengembangkan vaksin dan mempelajari lebih dalam tentang sifilis.


Berita Lainnya :

“Contohnya, populasi MSM yang paling banyak terinfeksi sifilis, bisa bekerja sama dengan para ilmuwan untuk membantu menyuarakan suara mereka dan meminta pemerintah mensponsori lebih banyak penelitian tentang vaksin sifilis,” ujar Giacani.


- Source : www.rt.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar