Israel Atau Palestina? Kewarganegaraan Yesus Jadi Bahan Perdebatan Netizen Twitter
Aktivis Linda Sarsour memulai perdebatan tentang warga negara dan warna kulit Yesus setelah ia mengatakan bahwa Yesus adalah warga negara Palestina. Sayangnya, banyak netizen yang tidak sepaham dengannya.
Kontroversi mengenai kewarganegaraan Yesus dimulai pada akhir pekan kemarin usai sang aktivis keturunan Palestina-Amerika menuliskan cuitan bahwa “Yesus merupakan seorang warga Palestina asal Nazareth dan seperti yang dijelaskan dalam Al Quran memiliki kulit berwarna cokelat tembaga dengan rambut ikal.”
Tak perlu menunggu waktu lama, cuitan tersebut langsung mendapat ribuan tanggapan, sebagian besar menentang pernyataan Linda.
Beberapa netizen merasa kalau Linda sengaja menghapus identitas Yesus sebagai seorang Yahudi dan membolak-balikkan sejarah hanya untuk kepentingan politik. Sementara yang lainnya beranggapan kalau wilayah tersebut (Nazareth) memiliki nama yang berbeda ketika Yesus dilahirkan, oleh karena itu ia tidak bisa serta-merta disebut sebagai warga Palestina.
“Bisa jadi ia berasal dari wilayah yang dianggap sebagai Palestina, namun ia bukan merupakan warga Palestina karena pada saat itu nama wilayah tersebut bukan “Palestina”,” ujar salah satu netizen.
Sementara itu, Yair Netanyahu, putra Perdana Menteri Israel, juga keberatan dengan pernyataan Linda.
“Anda bodoh? Di salibnya, tepat di atas kepala Yesus tertulis ‘INRI’ (Iesvs Nazarenvs Rex Ivdaeorvm) yang dalam bahasa Latin berarti Yesus dari Nazareth Raja Umat Yahudi!” tulisnya. “Alkitab mengatakan kalau Yesus lahir dan dibesarkan di Judea!”
Are you that stupid? On the cross above Jesus’ head was the sign “INRI”- “Iesvs Nazarenvs Rex Ivdaeorvm”, which means in Latin- Jesus of Nazareth king of the Jews! The Bible say that Jesus was born and raised in Judea! pic.twitter.com/oHPWk3vXRX
— Yair Netanyahu ???????? (@YairNetanyahu) July 6, 2019
Linda lantas membalas dengan mengatakan kalau Palestina merupakan kewarganegaraan bukan agama, “Jadi ketika seseorang mengatakan bahwa Yesus dilahirkan di era modern Palestina, tidak lantas menghapuskan identitasnya sebagai seorang Yahudi.”
Linda kemudian mengoreksi kota kelahiran Yesus dari Nazareth menjadi kota Bethlehem yang menurutnya sampai sekarang berada di bawah pendudukan militer Israel. Linda juga menambahkan kalau “Yesus merupakan seorang Yahudi. Yesus orang Timur Tengah. Yesus bukan orang kulit putih ataupun berambut pirang seperti yang kerap digambarkan saat ini. Ia berkulip gelap.”
Akan tetapi kritik terhadap pernyataan Linda masih tetap mengalir.
Salah seorang netizen menuduh Linda mencoba “membajak dan memberi image baru pada Yesus”.
Pada akhirnya, Linda Sarsour memilih untuk mengakhiri perdebatan mengenai Yesus.
Sebagai informasi, Linda Sarsour merupakan penyelenggara Women’s March 2017 yang digelar di Washington DC sekaligus mantan direktur Arab American Association of New York. Sosoknya juga dianggap kontroversial lantaran ada yang mengatakan kalau Linda merupakan pendukung Hukum Syariah.
- Source : www.rt.com