Penggunaan Dolar Semakin Beresiko, Banyak Negara Mulai Mencari Mata Uang Alternatif
Menurut direktur Russian Foreign Intelligence Service, Sergey Naryshkin, penggunaan dolar kian menghadirkan banyak resiko, oleh karena itu semakin banyak negara yang berlomba-lomba mencari mata uang pengganti dalam berbisnis.
Naryshkin menyebut posisi dolar semakin bertentangan dengan ekonomi dunia modern lantaran kerap digunakan AS sebagai alat politik untuk menjatuhkan sanksi.
Berbicara di acara pertemuan internasional yang digelar di kota Ufa, Rusia, sang kepala intelijen Rusia mengatakan: “Sangat disayangkan ketika AS tetap menjadi pemegang mata uang cadangan utama tetapi perilakunya sangat agresif dan berubah-ubah.”
Lebih lanjut, Sergey Naryshkin menambahkan: “Posisi dolar dalam hubungan ekonomi internasional menjadi anakronistis (tidak cocok dengan zamannya). Pelan-pelan, dolar akan menjadi mata uang yang ‘sangat beracun’.
Sejumlah negara di seluruh dunia, meliputi Rusia, China, India dan negara-negara lainnya, terus berupaya untuk mendiversifikasi cadangan devisa mereka sehingga terhindar dari dolar.
Sejauh ini, Rusia telah mengambil langkah konkrit dengan membatasi penggunaan dolar dalam sistem ekonominya. Sampai saat ini, Rusia telah berhasil membatasi penggunaan dolar dalam urusan ekspor setelah menandatangani kesepakatan tukar mata uang dengan sejumlah negara seperti China, India dan iran.
Sementara itu, baru-baru ini Rusia mengajukan usul pada Uni Eropa agar kedua belah pihak bisa berbisnis dengan menggunakan euro ketimbang dolar AS.
- Source : www.rt.com