Presiden Duterte Mendadak Deklarasikan Perang Terhadap Kanada. Ada Apa?
MOSKOW (Kantor Berita Sputnik) Presiden Filipina Rodrigo Duterte hari Selasa kemarin mengatakan dirinya akan mengembalikan semua sampah yang berasal dari Kanada dan mengancam akan mendeklarasikan perang terhadap Ottawa.
“Saya peringatkan pada Kanada, sebaiknya mereka segera mengambil kembali apa yang menjadi miliknya atau saya sendiri yang akan mengembalikannya ke Kanada, saya akan lemparkan sampah-sampah itu ke mereka,” ujar sang presiden seperti yang dikutip portal berita Rappler.
Lebih lanjut, Presiden Duterte mengatakan dirinya siap mendeklarasikan perang terhadap Amerika Utara seandainya tidak ada tanggapan dari pihak Kanada. Dalam kesempatan itu, Duterte juga memperingatkan agar Kanada siap menerima kembali semua sampahnya.
Lantaran telah dibuat kesal, sang presiden Filipina dilaporkan telah meminta Vans untuk membuang sat kontainer berisi sampah produksinya dekat kedutaan besar Kanada di Makati.
Tak berhenti sampai di situ, Duterte juga mengancam akan membakar petugas bea cukai yang bertanggung jawab lantaran sudah membiarkan sampah-sampah ini masuk ke negaranya.
Watch: President Duterte says he wants the garbage from Canada shipped back by next week. @bworldph pic.twitter.com/yI8vekgQPj
— ARJAY@BWorld (@ARJAYBWorld) April 23, 2019
Untuk diketahui, akhir-akhir ini Filipina terus mengecam Kanada. Pasalnya, dalam beberapa tahun terakhir banyak perusahaan swasta menyelundupkan berton-ton sampah asal Kanada ke Filipina.
Kanada sendiri sampai saat ini menolak untuk menerima kembali seluruh sampahnya. Mereka beralasan bahwa seluruh sampah ini merupakan hasil ketidakmampuan pihak berwenang bersikap tegas terhadap pihak swasta.
Sementara itu dari laporan yang beredar, isi sampah yang diselenudupkan meliputi popok dewasa bekas pakai, kertas Koran, botol dan tas plastik.
Ikut mengomentari, sejumlah pakar mengatakan semuah sampah ini jelas menyalahi hukum internasional dan bertentangan dengan isi Konvensi Basel. Konvensi Basel sendiri merupakan perjanjian internasional untuk mengurangi perpindahan limbah berbahaya antarnegara, utamanya negara berkembang tanpa sepengetahuan pemerintahnya.
- Source : sputniknews.com