www.zejournal.mobi
Selasa, 19 November 2024

Mustofa Nahra Mengolok-olok Meninggalnya Aa Jimmy Akibat Tsunami Banten

Penulis : Hermanto Purba | Editor : Indie | Minggu, 23 Desember 2018 21:48

Bencana alam tsunami yang melanda Banten dan Lampung kemarin malam (22/12) menambah rentetan bencana alam berupa gelombang laut yang cukup dahsyat itu, di Indonesia. Baru saja bangsa ini didera tsunami Lombok dan Palu, yang menewaskan ribuan korban jiwa, kini nahas kembali menimpa yang meninggalkan duka yang cukup mendalam.

Atas kejadian yang cukup memilukan itu, doa serta dukungan dari warganet mengalir deras. Ucapan turut berdukacita dari para netizen menghiasi media sosial sejak gelombang laut itu memporak-porandakan daerah pesisir pantai Banten. Setidaknya hingga tulisan ini saya tulis, “Tsunami” dan “Banten” masih menjadi trending topic di twitter.

Berdasarkan rilis sementara yang dikeluarkan oleh pemerintah, hingga hari ini pukul 10.00 pagi, tercatat 62 orang korban meninggal dunia, 584 orang luka-luka, 20 orang dinyatakan masih hilang, serta ratusan rumah dan bangunan lainnya dinyatakan rusak berat akibat terjangan gelombang tsunami kemarin malam itu.

Aa Jimmy, seorang komedian yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia, yang selama ini kerap menirukan cara dan gaya berbicara Aa Gym itu, merupakan salah satu dari puluhan korban yang telah dinyatakan meninggal. Ia tersapu arus deras tsunami tersebut ketika ia didaulat menjadi MC dalam acara bertema “Gathering PLN .”

Acara di tepi pantai yang penuh canda tawa itu, ternyata harus berakhir tragis. Tanpa didua-duga, ketika Aa Jimmy dan Grup Band Seventeen sedang tampil, tiba-tiba sebuah gelombang besar datang menerjang. Dalam video pendek yang beredar luas di media sosial terlihat, hanya dalam hitungan detik saja, air bah itu menyapu seluruh panggung.

Tapi, di tengah ribuan ucapan turut berdukacita yang disampaikan oleh warganet, ada seorang politikus negeri ini yang justru menjadikannya sebagai sebuah bahan olok-olokan. Dia adalah Mustofa Nahra, politikus PAN, yang sebelumnya pernah mencoba peruntungannya untuk maju sebagai caleg dari PKS pada Pemilu 2014 lalu, namun gagal.

Mustofa memang dikenal sebagai seorang politikus rasis. Ia kerap mencuit cuitan-cuitan berbau SARA di akun twitternya. Ia kerap menyindir dan bahkan menghina mereka yang berbeda agama, paham, dan pilihan politik dengannya. Dan oleh karena kerasisannya itu pula sehingga twitter beberapa kali pernah mensuspend akun twitter miliknya.

Saya masih ingat betul, ketika pesawat komersial Lion Air JT 610 jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat beberapa waktu lalu, anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi itu justru menjadikannya sebagai sebuah bahan candaan. Ketika Lion Air sudah dipastikan jatuh, ia justru mencuit, “Kabar dari temen saya di Halim, Lion Air sudah mendarat di Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Alhamdulillah.”

Sontak cuitannnya itu mendapat respon yang cukup menohok dari para netizen. Mustofa dianggap sebagai seorang politikus yang tidak peka. Ia dituduh sebagai seorang penyebar hoax, yang menurut warganet merupakan ciri utama kubu Prabowo-Sandi dan seluruh pendukungnya.


Berita Lainnya :

Pun ketika berita tentang meninggalnya Aa Jimmy ramai diberitakan oleh media-media mainstream, Mustofa Nahra justru memperolok-olok berita itu. Detikhot lewat akun twitter-nya, @detikhot, mengunggah sebuah berita berjudul “Aa Jimmy Meninggal Dunia Akibat Tsunami Anyer.” Bukan justru menyampaikan ucapan turut berduka cita, ia justru nampak begitu senang. Ia lantas meretweet berita itu dengan caption yang cukup menyayat hati.

Ia menulis, “Sebaiknya berita ini di CC ke sesama parodi @permadiaktivis ya. Kapan bikin parodi lagi?" Sadis bukan? Ada anak bangsa meninggal dunia, yang kebetulan berbeda pilihan politik dengannya, Mustofa justru memperolok-olonya. Ia justru me-mention Abu Janda agar segera dibuatkan parodi tentang meninggalnya Aa Jimmy tersebut.

Sejahat-jahatnya seseorang kepada kita semasa hidupnya, saya tetap menganggap bahwa sangat tidak wajar rasanya jika kita mengumumkan rasa sukacita kita atas meninggalnya seseorang itu. Konon lagi hanya karena berbeda pilihan capres. Sungguh terlalu.


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar