www.zejournal.mobi
Senin, 23 Desember 2024

Anak Bisa Buta dan Tuli Karena Campak dan Rubella, Ibu-Ibu Jangan Mokong Anaknya Segera Divaksin!

Penulis : Rahmatika | Editor : Indie | Minggu, 16 September 2018 12:34

Saya itu sebenarnya sudah gatel banget pengen kembali menulis soal ribut-ribut vaksinasi ini. Dulu kan saya terakhir nulis saat sikap MUI belum tegas untuk mengijinkan itu. Itu saja saya sudah gemas. Sebab semakin MUI mengulur waktu, ini semacam jadi bola liar di masyarakat. Yang sudah bebal dan fanatik seolah semakin punya legitimasi bahwa nggak masalah anaknya nggak divaksin.

Iya, memang nggak masalah kalau yang kena akibatnya anakmu saja. Kalau anak orang jadi ketularan?

"*Kalau kena rubela, mungkin enggak meninggal, tapi cacatnya luar biasa, bisa mengalami kebutaan, ketulian. Kita cegah ini dengan imunisasi. Saya minta maaf vaksin itu diekspor sebagian besar ke negara muslim di dunia, tapi kita ribut tentang halal

Ini pernyataan dari Menteri Kesehatan, dr Nila Moeloek mengenai resiko yang muncul kalau anak tidak divaksin. Mungkin Ibu-Ibu yang masih galau coba dipikir lagi. Kira-kira sedih nggak kalau anaknya sampai demikian sementara sebenarnya kalian bisa melakukan pencegahan? Jangan apa-apa dibilang langsung sebagai ujian, cobaan, atau musibah. Ini ibaratnya begini. Anda berlalu lintas, sudah tertib, sudah taat aturan, tiba-tiba kena celaka karena ulah orang lain. Itu musibah. Tapi kalau Anda celaka karena ulah Anda sendiri seperti lawan arus, ngebut, dan sebagainya ya itu bukan musibah melainkan sebab akibat. Jangan membebankan ke Tuhan sebagai yang mengakibatkan terjadi.

Menurut Nila juga, Produsen vaksin Bio Farma, katanya, merupakan produsen vaksi terbesar nomor empat yang sudah mengekspor vaksin ke 133 negara. Termasuk negara-negara Muslim. Lha lucu kan kita saja yang ributnya minta ampun?

Terus yang bikin saya lebih emosi lagi adalah, kemarin itu muncul hasil cakupan layanan vaksin.

Kalau dari yang gambar kedua diperoleh daerah yang cakupannya rendah adalah : Aceh 4,94%, Riau 18,92%, Sumbar 21,11% , NTB 20,37% , dan Babel 26,45. Saya amati ada kesamaan daerah-daerah ini yakni soal daerah yang sibuk selalu menggaungkan agamis. Aduh Bapak Ibu, apakah hanya demi masuk surga kemudian kalian tega anak kalian beresiko seperti ini? Bagaimana kalau besok ganti ditanyai Malaikat, "Hai Fulan, kenapa kamu tidak memenuhi hak anakmu mendapatkan vaksin dan hal-hal terbaik bagi hidupnya?". Lha kira-kira kalian mau jawab apa?

Lebih geleng-geleng lagi kalau Anda googling soal Plt Gubernur Aceh bernama Nova Iriansyah yang masih menunda pelaksanaan imunisasi MR dengan alasan masih mengandung babi. Lha padahal MUI sudah membolehkan, bahkan Ustad Abdul Somad juga mengatakan hal senada. Terus si Plt Gubernur ini tetap ngeyel sebenarnya mengikuti apa? Yang begini kok bisa dijadikan Plt Gubernur sih? Kan menyesatkan masyarakat.

Saya itu kadang nggak habis pikir. Orang model seperti ini kalau anak atau cucunya sendiri yang terkena kira-kira bakal bagaimana ya? Sedih nggak? Atau jangan-jangan diam-diam anak cucunya diimunisasi tapi dia malah tidak memudahkan orang lain melakukannya? Naudzubillah. Saya rasa masyarakat kita itu kalau memilih pemimpin atau kalau mau ada yang jadi pejabat sementara harus tahu sikap orang ini terhadap isu-isu sejenis bagaimana.

Anda baca artikel di BBC Indonesia tanggal 11 September 2018 yang judulnya Aceh terancam tsunami Rubella. Bahkan di situ ada seorang Ibu yang disebut bernama Husna yang anaknya terkena campak rubella meminta agar Plt Gubernur segera bertindak dan tidak menunda-nunda lagi. Husna itu menyesal, getun kalau istilah orang Jawa.


Berita Lainnya :

Nggak hanya Husna, ada juga Ibu bernama Rita Yana yang anaknya juga terkena rubella. Dia menegaskan anaknya tiap bulan keluar uang jutaan hanya untuk berobat. Permintaannya sama agar Plt Gubernur Aceh segera menyelenggarakan vaksinasi ke anak-anak. Entah mau sampai kapan Nova Iriansyah akan tetap dengan kekerasan hatinya itu. Lha kalau anak situ yang sakit saya nggak peduli, tapi jangan merusak masa depan anak orang lain dong. Apa perlu Bu Ani Yudhoyono yang membujuk Nova sebab yang bersangkutan dari Partai Demokrat?

Apa lama-lama semua ini sebetulnya adalah seleksi alam ya. Bahwa anak-anak yang orangtuanya mementingkan mereka akhirnya akan lebih survive daripada yang ortunya malah sibuk dengan isu haram halal sementara anaknya dalam bahaya. Tapi nanti kalau anak-anaknya sudah sakit teriak-teriak Pemerintah disuruh membantu. Giliran sudah dimudahkan dengan vaksinasi serentak malah ngeyel nggak mau. Lelah saya...

Buat Ibu-Ibu, Bu jangan mokong-mokong. Anaknya segera divaksin. Semua demi kesehatan anak Ibu dan lingkungannya.


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar