Fadli Zon Sebut Anggaran Opening-Closing Ceremony Mahal, Begini 3 Faktanya!
Kita mengakui bahwa pelaksanaan Asian Games 2018 ini sukses digelar di Indonesia. Ragam pujian diterima Indonesia. Kita tak bisa menafikan konflik Korea Selatan dan Utara, di Asian Games kali ini keduanya bergabung. Lalu, apresiasi juga datang dari Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Syed Saddiq, yang mengaku terpukau dengan pelayanan Indonesia sebagai tuan rumah.
Menjelang penutupan, maksimalnya hasil dari Asian Games menjadi pijakan Bach untuk Indonesia untuk mengikuti bidding Olimpiade 2032. Bahkan, di twitter Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi memberi ucapan selamat kepada Presiden Joko Widodo dan rakyat Indonesia atas pelaksanaan yang sulit dilupakan.
”Selamat kepada Presiden @jokowi dan orang-orang Indonesia untuk menjadi tuan rumah #AsianGames2018 yang sulit dilupakan,” kata Narendra melalui akun Twitternya.
Narendra Modi juga mengungkapkan, permainan-permainan ini bukti penampilan luar biasa para atlet dan manifestasi dari semangat sportivitas. Seperti diketahui India, tepatnya Kota New Delhi, merupakan tuan rumah pertama pelaksanaan Asian Games tahun 1951 silam. Kala itu juara umumnya adalah Jepang.
Sayangnya, sejumlah apresiasi ini tidak pernah mendapat pengakuan dari kubu oposisi. Bahkan, kubu oposisi selalu mencari celah sejumlah kesalahan yang dilakukan oleh Jokowi dan jajaran. Kali ini, ocehan negatif datang dari Fadli Zon. Dia menyoroti anggaran untuk Opening-Closing Ceremony yang mencapai Rp 1,2 triliun. Komentar tersebut sangat salah alamat. Ini juga menjadi blunder Fadli Zon dalam mengkritik Jokowi.
- Fadli Zon Salah Waktu Jika Mengkritik Anggaran
Fadli mengatakan anggaran tersebut cukup mahal. Fadli kemudian membandingkan dana untuk traning center yang besarannya Rp 700 miliar. Seharusnya pemerintah fokus keluarkan dana untuk fasilitas atlet. Nampaknya, Fadli Zon tidak faham masalah budgeting.
Anggaran untuk Asian Games sudah jauh-jauh dianggaran dan kepentingannya untuk apa. Harusnya, Fadli mengoreksinya sejak jauh-jauh hari, bukan setelah selesai Asian Games. Selama ini, Fadli Zon kemana saja? Sampai harus mengkritik setelah selesai acara?
- Fadli Zon Seolah Peduli dengan Atlet
Prihal ini sangat membuat saya geli. Fadli seolah sedang memperhatikan nasib para atlet. Terutama atlet Indonesia. Kita sama-sama mengetahui, kalau bonus para atlet sudah diterima sebelum penutupan.
Ini menandakan bahwa Jokowi sangat memperhatikan keadaan para atlet. Ini sangat berbeda dengan Prabowo yang menyebarkan kabar hoax tentang pemberian insentif sebesar Rp 14 miliar kepada para atlet pencak silat.
Komentar Fadli tentang fasilitas atlet ini hanya omongkosong. Buktinya, Dua atlet kano asal Singapura, Tian Ghee Terence Ong dan Barath Kumar S, mengaku puas dengan pelayanan dan fasilitas Wisma Atlet Jakabaring Sport City (JSC). Menurut Tian Ghee, makanan dan minuman yang tersedia di wisma atlet selama Asian Games 2018 sangat baik dan menunjang rma atlet.
”Semua menu yang mereka punya termasuk nasi dan lain-lain dikelola dengan sangat baik,” kata Tian Ghee Terence Ong. Vice Director Catering Department Inasgoc, Yooky Tjahrial, menyebut pengelolaan makanan di wisma atlet memang ditangani sangat serius dan profesional.
Yooky menyebut terdapat 1.200 orang di dapur yang bekerja menyediakan makanan selama 20 jam nonstop setiap hari. Tidak hanya tentang makanan, Barath Kumar, menyebut tenaga medis yang tersedia di wisma atlet juga sangat bagus. Misalkan saja, fisioterapisnya sangat bagus. Tersedianya layanan fisioterapi tersebut sangat efektif karena membantu para atlet menunjukkan performa dan pergerakan bagus.
- Anggaran yang Fadli Ucapkan Salah
Fadli Zon sepertinya salah membaca informasi tentang anggaran yang dipakai untuk penutupan. Dana yang disiapkan untuk upacara pembukaan dan penutupan Asian Games 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) hanya mencapai 47 juta dolar Amerika Serikat (AS). Anggaran tersebut setara dengan Rp 685 miliar. Bayangkan dua agenda mencapai Rp 685 miliar?
Angka tersebut sudah merupakan efisiensi dari budget awal 50 juta dolar AS. Sebagai perbandingan, untuk biaya pembukaan saja, Olimpiade London 2012 menghabiskan dana 41 juta dolar AS (sekitar Rp 597 miliar), Olimpiade Brasil 2016 memakan dana 20 juta dolar AS (sekitar Rp 300 miliar) dan Olimpiade Beijing 2008 lebih spektakuler dengan anggaran 100 juta dolar AS (sekitar Rp 1,4 triliun).
Direktur Kreatif Wishnutama menambahkan, anggaran pembukaan Asian Games 2018 juga jauh lebih kecil dari Asian Indoor Martial Arts 2017 di Turkmenistan. ”Justru dengan dana yang tidak besar, kami terpicu untuk lebih kreatif,” kata Wishnutama.
- Source : seword.com