www.zejournal.mobi
Kamis, 28 November 2024

Ketika Uang Tak Lagi Memiliki nilai: Gambar Ini Tunjukkan Ngerinya Hiperinflasi Di Venezuela

Penulis : RT | Editor : Indie | Rabu, 29 Agustus 2018 15:25

Inflasi di Venezuela tahun dapat mencapai kenaikan hingga satu juta persen, International Monetaru Fund (IMF) memprediksikan. Beberapa gambar di bawah ini memberikan gambaran tentang daya beli masyarakat Venezuela saat ini.

Satu kilogram daging seharga 9.500.000 VEB atau setara dengan Rp 1.744.580.,-

2,4 kilogram daging ayam dihargai 14.600.000 VEB atau setara dengan Rp 2.681.144,-

1 kilogram beras dihargai 2.500.000 VEB atau setara dengan Rp 459.100,-

1 kilogram keju? Kamu harus membayar uang senilai 7.500.000 VEB atau setara dengan RP 1.377.300,-

1 gulung tisu toilet seharga 2.600.000 VEB atau setara dengan RP 477.464,-

Kepingin pasta? Siapkan uangmu sebesar 2.500.000 VEB atau sama dengan Rp 459.100,-

Harga 1 kilogram wortel pun meroket hingga mencapai 3.000.000 VEB atau RP 550.920,-

Sementara satu kilogram tomat dihargai 5.000.000 VEB atau sama dengan RP 918.200,-

Untuk tepung jagung kamu harus membayar 2.500.000 VEB yang setara dengan Rp 459.100,-

Dan untuk mendapatkan satu batang sabun siapkan uang sebesar 3.500.000 VEB atau sama dengan Rp 642.740,-

Hiperinflasi yang saat ini terjadi di Venezuela benar-benar menghancurkan nilai uang sekaligus menyebabkan penumpukan stok barang dikarenakan berbagai penjual dan perusahaan menunggu jika ada kenaikan harga lebih lajut.


Berita Lainnya :

Meskipun, nilai mata uang semakin turun, para penjual terpaksa harus tetap menerima transaksi dagang menggunakan mata uang negara. Agar terhindar dari kerugian besar yang mengintai, para pedagang mengakalinya dengan cara menaikkan harga jual barang dagangan.

Sebenarnya, Venezuela bukan satu-satunya negara yang mengalami hiperinflasi. Rusia pun pernah menghadapi masalah hiperinflasi setelah Uni Soviet hancur. Sedangkan krisis ekonomi yang pernah terjadi di Zimbabwe membuat negara ini melenyapkan mata uang negaranya di tahun 2009 dan memilih untuk menggunakan mata uang dolar AS atau mata uang negara lainnya yang memiliki nilai lebih stabil.


- Source : www.rt.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar