Emas: Resep Kaya Ala Ahli Logam Mulia
Emas sering kali dipercaya sebagai barang investasi teraman. Nilainya bisa berubah dengan sangat cepat hingga membuat harga emas melonjak.
Terlepas dari label “investasi terbaik” yang disematkan pada emas, kadang performa emas justru menurun disaat pasar saham sedang berjalan dengan baik.
Menanggapi hal ini, Ronan Manly, ahli logam mulia dari BullionStar Singapura tetap yakin kalau gelar yang disandang emas sebagai tempat investasi berharga sangatlah tepat.
Sang ahli mengatakan pada kantor berita RT “Daya beli emas bersifat jangka panjang. Terlebih lagi daya beli emas tak akan terkikis oleh inflasi.”
Sebaliknya Manly mengatakan mata uang seperti dolar AS bukanlah tempat investasi yang tepat. Menurutnya, daya beli mata uang Fiat secara konsisten terkikis oleh inflasi, dan seiring waktu akan kehilangan hampir semua daya belinya.
Diterima oleh masyarakat luas sebagai tempat investasi teraman, nyatanya emas juga dipandang sebagai asuransi keuangan dikala krisis, konflik atau perang menyerang.
Menurut Manly “Para investor akan langsung bergegas mencari emas jika situasi ini melanda.”
Manly mengibaratkan emas bagaikan pelabuhan yang aman ketika gelombang geopolitik sedang bergejolak.
Menguatkan argumennya, sang ahli mengatakan bahwa komoditas fisik seperti emas memiliki resiko yang lebih rendah karena tak dipengaruhi oleh siklus bisnis dan makro-ekonomi dibanding dengan aset besar lainnya.
“Oleh karena itu tambahkanlah emas ke dalam portofolio aset lain yang dimiliki semisal saham atau obligasi untuk mengurangi resiko investasi,” ujar Manly.
Belilah Emas Berupa Fisik
Sang analis menekankan cara terbaik berinvestasi aset adalah dengan membeli emas secara fisik. Jangan membelinya dengan dana yang diperdagangkan di bursa emas atau emas berjangka.
“Persediaan emas yang terbatas ditambah biaya tambang dan prosesnya yang juga mahal membuat emas menjadi langka dan sangat berharga,” ujar sang ahli logam mulia.
Menurut Manly, bursa emas hanya memberikan pergerakan nilak tukar pada harga emas bukan emasnya. Selain itu, pemegang bursa emas tak lain hanyalah pemegang saham, bukan pemegang emas.
Tak hanya itu, Manly menganggap bursa emas merupakan produk sekuritas, di mana terdapat banyak resiko yang melibatkan counterpart dalam prosesnya.
Ditambah lagi, dalam bursa emas, tak ada pilihan yang bisa merubah unit atau saham yang dimiliki menjadi emas fisik.
Manly kembali menekankan bahwa emas fisik memiliki keuntungan portabel dan anonim, sulit dipalsukan, tidak dapat direndahkan nilainya dan tidak memiliki risiko dengan mitra pengembang karena emas tidak dikeluarkan oleh perusahaan, pemerintah, bank sentral atau entitas lainnya.
“Yang terpenting, emas baik batangan ataupun koin tetap diakui di seluruh dunia, bahkan dapat dijual di belahan bumi mana saja selama reputasi kilang pembuatannya memang diakui,” Manly menjelaskan.
Manly berpendapat emas fisik berada di luar sistem perbankan sehingga tak tersentuh dari berbagai isu keuangan ataupun resiko yang menghantui sistem moneter global saat ini.
“Jadi jika Anda ingin berinvestasi di luar sistem perbankan dan tidak memiliki rekanan atau kontrak atau yang relatif aman, pilihlah emas dalam bentuk fisik,” tutup Manly.