Pejabat terkemuka kepolisian mengatakan pelarangan penggunaan ganja dengan tujuan pengobatan merupakan hal ‘yang tak masuk akal’
Seorang pejabat kepolisian terkemuka Inggris meminta kebijakan ganja agar dapat dilonggarkan. Dirinya mengklaim kalau ganja tak semembahayakan alkohol. Bahkan dia menyarankan agar ganja dapat tersedia di berbagai toko lokal.
Arfon Jones, seorang komisaris kepolisian Wales Utara mengatakan pelarangan ganja sangatlah “tak masuk akal”. Dirinya menambahkan kalau ganja “sangat tak membahayakan” jika dibandingkan dengan alkohol, sehingga sangat tak masuk akal jika pemerintah membiarkan peredaran alkohol, tetapi malah melarang penggunaan ganja.
“Saya menginginkan agar ganja juga dijual dan disediakan di berbagai toko lokal yang bertanggung jawab yang juga menjual alkohol,” ujar Jones, I news melaporkan. “Saya tak melihat perbedaan antara penggunaan alkohol dan penggunaan ganja. Jika kita kembali ke masa lampau, dan kembali membuat undang-undang yang mengatur penggunaan kedua barang ini, saya yakin masyarakat akan menyadari kalau alkohol memberikan dampak negatif yang lebih banyak ketimbang ganja, dan saya pikir kategorisasinya akan mencerminkan hal itu.”
Berbagai komentarnya muncul saat rancangan undang-undang yang mendorong ganja untuk dapat disahkan dengan syarat tertentu, batal diperbincangkan pada awal bulan ini. Undang-undang tersebut mengusulkan “produksi, pasokan, kepemilikan hingga penggunaan ganja maupun getah ganja untuk tujuan pengobatan ada baiknya diizinkan.”
Namun para anggota parlemen dituduh terlalu banyak menghabiskan waktu membahas rancangan undang-undang anggotanya sendiri sampai isu rancangan undang-undang terkait pelegalan ganja gagal dibahas. Pertanyaan mengenai kelonggaran kebijakan ganja ini terakhir kali dibahas pada tahun 2015, dan pembahasannya ditutup usai pemerintah menanggapi dengan mengatakan:
“Banyak bukti ilmiah yang menunjukkan kalau ganja merupakan zat yang berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan manusia.”
Jones mengungkapkan kejengkelannya pada pihak pemerintah yang kukuh menolak membahas topik tersebut, dengan menyatakan: “Kita berada di masa ketika alkohol dilegalkan sementara ganja tidak dilegalkan dan menurut saya kondisi seperti ini sangatlah tak masuk akal.”
Perkataannya juga menyusul beberapa laporan terbaru yang mengklain Inggris sebagai negara penghasil dan pengekspor obat-obatan ganja terbesar di dunia, menurut PBB. Hal ini semakin janggal dikarenakan pemerintah Inggris tetap bersikeras menolak mengizinkan pengobatan ganja diterapkan di Inggris atas dasar pengobatan semacam ini tak “memiliki nilai menyembuhkan”.
Steve Rolles, analis kebijakan senior kelompok Transform, mengatakan hal tersebut “riskan menjadi skandal dan tak dapat dibenarkan” bagi “pemerintah yang mengatakan kalau ganja tak memiliki kegunaan medis, karena pada saat yang bersamaan, Inggris justru menjadi negara penghasil obat-obatan ganja serta pasar obat-obatan ganja terbesar di dunia yang disetujui pemerintah.” Rolles menambahkan kalau seluruh pasien di Inggris memiliki dua pilihan, dilarang menggunakan pengobatan ganja yang kemudian membuatnya menderita atau terpaksa membeli ganja dari pasar gelap.
- Source : www.rt.com