Video skandal Logan Paul memicu penetapan aturan hukuman YouTube yang baru
Berbagai video yang diunggah oleh vlogger kenamaan Logan Paul nampaknya membuat YouTube mempertimbangkan kembali bagaimana cara pihaknya memberi hukuman pada orang yang melakukan “prank kejam” atau “menunjukkan tindak kekejaman” secara online.
Seorang YouTber, Logan Paul, baru-baru ini penghasilan iklan yang dimilikinya di situs tersebut ditahan dikarenakan kekejaman yang ditampilkan di berbagai videonya, dimana dirinya menampilkan seorang korban bunuh diri di Jepang, maupun sebuah video yang menampilkan sang vlogger membawa bangkai tikus mati.
Paul, yang memiliki 16 juta subscribers online, juga dikecam karena tak menghargai budaya masyarakat Jepang atas unggahan videonya pada bulan Desember lalu yang menunjukkan dirinya mengenakan baju tradisional dan kemudian berkelahi di Tokyo. Dalam rekaman tersebut, sang bintang internet yang kontroversial juga difilmkan ketika dirinya membeli Gameboy dan menghancurkannya untuk kemudian mencoba mengembalikannya ke toko penjual.
‘Suicide forest’ fallout: Google drops YouTube star Logan Paul https://t.co/RzD1cUlL00 pic.twitter.com/1VLhWhrV37
— RT America (@RT_America) January 11, 2018
Sang bintang YouTube tersebut diperkirakan menghasilkan antara $50.000 sampai $800.000 tiap bulannya dari semua video onlinenya. Sementara itu pendapat Paul melalui iklannya dikatakan hanya ditahan sementara, YouTube telah mengumumkan berbagai rencana untuk mencega segala kemungkinan buruk lainnya yang mungkin terjadi dan merugikan sang “pencipta komunitas YouTube” tersebut.
Berbagai hukuman baru yang dapat membuat para pemilik akun YouTube mendapat reputasi buruk termasuk penangguhan kemampuan penggun untuk bisa mendapat penghasilan iklan. YouTube mengatakan kalau pihaknya bisa juga mengubur para pemilik akun yang mendapat cap buruk dengan memastikan semua akunnya tak akan terlihat di laman depan atau label trending.
“Ketika seorang pemilik akun melakukan suatu hal yang memicu keributan, seperti melakukan sebuah prank yang kejam di mana membuat orang menjadi trauma, mempromosikan kejahatan atau kebencian terhadap suatu kelompok, mendemonstrasikan kekejaman atau memanfaatkan penderitaan orang lain untuk mencari keuntungan, hal ini dapat berakibat buruk pada komunitas ini, termasuk para penontonnya, para pemilik akun dan dunia luar,” ujar Ariel Bardin, wakil presiden divisi manajemen produk YouTube.
“Dulu, kami merasa berbagai tanggapan kami terhadap semua situasi ini lamban dan tidak terlalu memikirkan kekhawatiran yang meluas terhadap komunitas kami. Tujuan utama kami di sini untuk menegaskan tanggapan kami sehingga kami dapat membuat berbagai keputusan yang lebih cepat dan lebih baik serta mengkomunikasikannya dengan jelas.”
- Source : www.rt.com