Sejuta Cangkir Kopi Semarakkan Tour de Flores
Pemprov NTT tengah menyiapkan agenda sport tourism berskala internasional, yakni ajang balap sepeda Tour de Flores (TdF), yang tahun ini digelar untuk kedua kalinya. Hal-hal yang disiapkan antara lain pergelaran festival budaya dan seni, serta gerakan "Sejuta Cangkir Kopi".
Kepala Dinas Pariwisata Ekonomi dan Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Marius Ardu Jelamu mengungkapkan, untuk menyukseskannya, Pemprov NTT dan sejumlah pemerintah kabupaten di Flores menyiapkan anggaran sekitar Rp 4,5 miliar. "Akan ada pembagian tugas antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten. Pemerintah pusat perannya mempromosikan ke berbagai negara melalui media intenasional, sedangkan pemerintah provinsi bersama dengan event organizer akan berkoordinasi dengan pemeritah kabupaten," ungkapnya, Sabtu (1/4).
Sejumlah kegiatan pendahulu akan digelar mulai Mei mendatang. Adapun TdF baru akan digelar pada Juli yang akan datang.
Dia menambahkan, pemkab yang wilayahnya menjadi rute dan tempat persinggahan TdF telah menyiapkan kekayaan budaya dan wisata. "Dari mulai Larantuka-Maumere, menuju Kabupaten Ende, Kabupaten Ngada, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Manggarai Timur, Kabupaten Manggarai, dan terakhir di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, semua bersiap diri," jelasnya.
Menurut rencana TdF akan terdiri dari enam etape, dengan total jarak tempuh 661,5 km. Etape pertama akan dimulai di Larantuka, hingga etape keenam akan berakhir di Labuan Bajo. "Setiap kabupaten diberi kebebasan untuk berinovasi guna menyemarakkan acara itu, karena ini adalah kegiatan internasional sehingga menjadi kesempatan untuk ditunjukkan ke dunia, bahwa NTT, khususnya Flores mampu menyelenggarakan kegiatan ini untuk kedua kalinya setelah sebelumnya pada tahun 2016 berlangsung sukses," jelas Marius.
Dia menambahkan, untuk menyemarakkan TdF 2017, juga akan digelar gerakan "Sejuta Cangkir Kopi". Nantinya, masyarakat masyarakat akan bersama-sama meminum kopi dari ujung Flores Timur hingga Manggarai Barat pada jam yang sama di acara penghujung TdF.
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Esthy Reko Astuti mendukung inisiatif pemerintah daerah untuk menggelar kegiatan yang sifatnya mendukung promosi wisata. "Saya setuju dengan side event seperti Gerakan Sejuta Cangkir Kopi tersebut. Kalau event utama Tour de Flores kan hanya menarik bagi para pembalap dan timnya. Jadi harus ada kegiatan lain yang bisa menarik wisatawan, dan tentunya local content harus diangkat," ujarnya.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya juga mendukung rencana sport tourism itu. "Sport event, atau sport tourism itu dampak langsungnya ke pariwisata hanya 30%, dibandingkan dengan media value-nya, karena terekspos secara mendunia. Tetapi jangan khawatir, 60% dari yang terlibat di dalamnya biasanya datang lagi sebagai wisman," kata Arief Yahya.
Menurutnya, ajang TdF sangat penting bagi perkembangan industri pariwisata Indonesia. “Tour de Flores juga menjadi cara yang paling mudah bagi daerah untuk mendapatkan perbaikan infrastruktur publik, seperti perbaikan jalan yang akan dilintasi pembalap," katanya.
Menpar menaambahkan, sejumlah daerah yang menggelar sport tourism berskala internasional, ekonominya langsung bergerak maju. “Setidaknya ada dua manfaat penting yang dapat kita dapatkan dari Tour de Flores ini. Yang pertama infrastruktur daerah setempat akan lebih maju. Dulu jalan di Banyuwangi itu terkenal tidak bagus, begitu ada Tour de Ijen, jalannya menjadi bagus. Yang kedua adalah memperkenalkan destinasi wisata kita," jelasnya.
- Source : beta.beritasatu.com