Tidak ada yang “mencuri” pekerjaan, Anda menghabiskan terlalu banyak uang dalam peperangan
Miliarder dan juga pendiri Alibaba, Jack Ma percaya bahwa distribusi dana yang tidak tepat dan inflasi perbelanjaan militer AS adalah penyebab dari menurunnya ekonomi AS, bukan negara-negara lain yang “mencuri” pekerjaan AS.
Pada awal bulan Januari tokoh bisnis terkemuka ini bertemu dengan Presiden AS terpilih Donald Trump, yang telah meratapi hilangnya industri dan pekerjaan AS karena meng-outsource tenaga kerja ke negara-negara seperti Meksiko dan China. Bagaimanapun, Ma memiliki pandangan yang berbeda atas apa yang menyebabkan penurunan ekonomi AS.
“Selama tiga puluh tahun terakhir, AS memiliki 13 peperangan yang menelan biaya sebesar 40,2 triliun dolar,” kata Ma, berbicara dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos. “Bagaimana jika mereka menghabiskan sebagian dari jumlah uang tersebut untuk membangun infrastruktur, membantu para pekerja kerah putih dan kerah biru? Tidak peduli seberapa baiknya ini secara strategis, Anda seharusnya menghabiskan dana tersebut untuk rakyat Anda.”
“Dan dana lainnya yang sayang sangat ingin tahu adalah bahwa ketika saya masih muda, semua yang saya denganr mengenai AS adalah Ford dan Boeing dan perusahaan-perusahaan manufaktur besar. 10-20 tahun terakhir, semua yang saya dengar hanyalah Silicon Valley dan Wall Street,” ia melanjutkan.
“Dan apa yang terjadi? Tahun 2008: krisis keuangan menghabiskan dana sebesar 19,2 triliun dolar di AS saja dan menghancurkan 34 juta pekerjaan secara global. Jadi bagaimana jika uang yang dihabiskan untuk Wall Street dan Timur Tengah digunakan untnuk Mid-West AS, mengembangkan industri di sana? Ini dapat membuat banyak perubahan.”
Menurut Stocholm International Peace Research Institute, AS telah menghabiskan dana sebesar $596 milyar, atau 3,3% dari PDB nya dalam pengeluaran militer pada tahun 2015, yang lebih tinggi dari negara manapun di dunia. Menurut Jack Ma, pengeluaran ini bertanggung jawab atas hilangnya pekerjaan di Rust Belt AS.
“Jadi bukan negara-negara lain yang mencuri pekerjaan dari Anda melainkan strategi Anda sendiri! Anda tidak mendistribusikan dana secara tepat,” ia meringkaskan.
Ma juga mengungkapkan pandangan bahwa keseluruhan globalisasi adalah hal yang positif karena telah membawa banyak manfaat baik untuk China dan dunia. Namun, ini harus ditingkatkan dengan membuat lebih banyak ruang bagi usaha-usaha kecil daripada sistem saat ini yang dikelola oleh Worl Trade Organization (WTO), yang dikembangkan untuk melingungi kepentingan-kepentingan perusahaan besar.
“WTO ini hebat tapi ini dirancang terutama untuk negara-negara maju dan perusahaan-perusahaan besar. Tidak ada kesempatan bagi pengusaha-pengusaha kecil. Kami ingin membangun sebuah EWTP – Electronic World Trade Platform – untuk mendukung orang-orang muda, usaha-usaha kecil.”
“Dan WTO ini sangat menarik. Jika Anda menempatkan 200 pejabat pemerintah di satu ruangan, tidaklah mungkin untuk membuat mereka semua setuju pada satu hal, tidak mungkin! Saya tidak bisa membayangkan mereka dapat menyetujui sesuatu bersama-sama. Bisnis-bisnis harus dirancang oleh orang-orang bisnis, jadi kami percaya bahwa EWTP ini harus memiliki para pengusaha yang duduk bersama, menyetujui sesuatu, menegosiasikan sesuatu, kemudian mendapatkan dukungan dari pemerintah.”
Ma adalah pendiri Alibaba, salah satu online retailer dan e-commerce terbesar di dunia sejak tahun 1999. Menurut Forbes, Ma memiliki kekayaan bersih sebesar $27,7 milyar, membuatnya orang terkaya kedua di China.
- Source : www.rt.com