Faceblock: surat kabar Jerman menerbitkan aturan “hate speech”
Sedikit yang diketahui tentang moderator konten balik layar Facebook, namun dokumen-dokumen internal yang diperoleh oleh Suddeutsche Zeitung menjelaskan kriteria yang diikuti perusahaan tersebut. Di antaranya adalah sebuah pedoman cermat dan ketat untuk foto sebuah kamar mandi publik.
Pedoman komunitas Facebook menetapkan bahwa konten yang disebarkan tidak diperbolehkan mengandung ancaman langsung, cedera diri, organisasi berbahaya, bullying dan pelecehan, serangan terhadap tokoh masyarakat, aktivitas kriminal, kekerasan seksual serta ekslpoitasi barang terlarang. Namun yang merupakan subyek grafis atau bullying tidak selalu jelas.
Untuk memperjelas hal ini, dokumen-dokumen Facebook berisikan kriteria yang aneh bagi kelompok-kelompok yang dilindungi. Larangan atas serangan verbal atas kategori yang dilindungi dari kriteria ini terdengar normal. Komentar yang menyerang orang-orang atas jenis kelamin mereka, afiliasi agama, negara asal, ras, penampilan, orientasi seksual dan penanda yang sama membuat mereka terlindungi.
Dokumen tersebut memberikan banyak contoh tentang apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak. “Wanita yang tinggi adalah aneh!”, adalah contoh dari sebuah posting diperbolehkan tetapi postingan seperti “Refugees? More like rape-fugees” akan dihapus. Dalam dokumen tersebut, Facebook menjelaskan bahwa “Kategori yang dilindungi + serangan = hate speech”.
Setiap karakteristik diangagp sebagai “kategori yang dilindungi” tapi sebaliknya, ada kategori yang tidak dilindungi yang tidak menerima perlindungan ini. Misalnya, pada bulan November lalu seorang komedian dan artis Twitter Nick Mullen dilarang menggunakan Twitter selama 30 hari setelah memposting “kill all white women” dalam tanggapannya terhadap sebuah artikel Huffington Post.
Meskipun Mullen yang bekerja sebagai seorang komedian, postingannya dianggap sebagai hate speech, karena ia menyerang dua kategori yang dilindungi. Namun, jika ia memposting “bunuh semua pensiunan”, maka mungkin ia tidak akan mendapatkan masalah.
Apa yang memenuhi syarat sebagai bullying di Facebook telah menjadi subyek perdebatan untuk waktu yang lama. Sementara pedoman tersebut tidak mendefinisikan apa itu bullying, pedoman tersebut menjelaskan bahwa mendefinisikan seorang individu berdasarkan penampilannya dianggap bullying. Selain itu, mendefinisikan seorang individu berdasarkan kepribadian mereka juga merupakan bullying.
Untuk perilaku yang merusak diri sendiri, Facebook meminta moderator kontennya untuk menggunakan konteks untuk menentukan apakah postingan tersebut harus dihapus atau tidak, namun sebuah foto yang dianggap sebagai “teriakan minta tolong” diperbolehkan sehingga teman-teman mereka dapat melihatnya.
Facebook memiliki aturan yang sangat ketat untuk menangani postingan yang berhubungan dengan fungsi tubuh. Pedoman tersebut menggunakan sebuah foto pria yang tampaknya memiliki masalah di toilet dengan judul “haha! Tampaknya ia sedang bermasalah” dianggap bullying, bersama dengan foto-foto wanita yang datang bulan dan (maaf) tembus dengan judul “Pinjamkan dia sebuah pembalut. Tolonglah! Lol!”
Namun foto seorang wanita yang mengalami pendarahan melalui pakaiannya diperbolehkan jika tidak ada caption pada foto tersebut, karena ini tidak memenuhi syarat sebagai bullying.
Namun Facebook membuat pengecualian mengenai tokoh masyarakat, yang diizinkan untuk ditampilkan sedang “dalam proses buang air kecil, buang air besar, muntah atau menstruasi.”
Facebook, baik ini sebagai perusahaan media atau jaringan sosial, adalah milik swasta dan diizinkan untuk menegakkan peraturan apapun yang dianggapnya sesuai. Dengan pengguna yang melebihi 1 milyar orang, konten-konten yang dilarang pasti akan muncul, dan para moderator konten akan dipecat ketika konten tersebut muncul. Tapi setidaknya mereka tahu bagaimana mereka menangani foto-foto Harry Styles ketika muntah di depan umum.
- Source : www.rt.com