www.zejournal.mobi
Rabu, 25 Desember 2024

Terbongkar Tipu-tipu Dimas Kanjeng: Maha Guru, Pabrik Emas, dan Jubah 'Ajaib'

Penulis : Hestiana Dharmastuti | Editor : Samus | Rabu, 09 November 2016 13:05

Satu per satu kebohongan Dimas Kanjeng Taat Abadi terbongkar. Serangkaian bukti penipuan Dimas Kanjeng diungkap polisi mulai dari maha guru palsu hingga jubah penyimpan uang.

Terbaru, polisi menangkap 7 orang maha guru Dimas Kanjeng. Para pria tua dan berjenggot itu direkrut Dimas Kanjeng untuk berperan sebagai Abah. Mereka memainkan peran atas arahan 'sutradara' Dimas Kanjeng.

Dengan kostum jubah, sorban dan lengkap dengan memegang tasbih, mereka ikut tampil saat Dimas Kanjeng bertemu dengan para pengikutnya. Tugasnya mereka hanya berjalan di belakang Dimas Kanjeng. Ketika berada di panggung, semuanya duduk di belakang Dimas Kanjeng. Mereka dilarang berbicara dan hanya sibuk komat kamit seolah-olah terus berdoa. Imbalan yang didapat maha guru bervariasi. Sekali tampil, mereka mengantongi Rp 2,5 juta bahkan ada maha guru yang totalnya meraup bayaran Rp 20 juta.

Kebohongan lainnya yang terbongkar, Dimas Kanjeng yang sering mengaku kepada para pengikutnya memiliki PT Emas Batangan Mulia (EBM). Dimas Kanjeng Taat Pribadi mengklaim menjabat sebagai komisaris utama. Sedangkan SP Ramanathan (34) alias Vijay, warga keturunan India yang tinggal di Tomang, Jakarta sebagai Direktur Operasional. Usut punya usut, Dimas Kanjeng dan Vijay mencatut nama perusahaan itu. Perusahaan itu juga ternyata bergerak di bidang kontraktor.

Selain itu, asal usul jubah yang kerap dikenakan Dimas Kanjeng. Di beberapa rekaman video, Dimas Kanjeng kerap menunjukkan 'kesaktian' dengan mengeluarkan tumpukan uang dari balik jubah 'ajaib' yang dikenakannya.

Penjahit jubah 'ajaib' pun diperiksa polisi untuk membongkar alur dugaan penipuan dengan modus penggandaan uang. Dari penampakannya, saku jubah yang dipakai Dimas Kanjeng diduga cukup besar dan mampu menampung uang jutaan rupiah.

Masih percayakah, para pengikut?

Berikut kebohongan Dimas Kanjeng yang terbongkar:

Tujuh orang maha guru Dimas Kanjeng ditangkap. Mereka direkrut Dimas Kanjeng untuk menjadi Abah.

Tujuh Abah ini direkrut dari kalangan masyarakat kelas bawah mulai dari pengangguran, kuli bangunan dan mekanik motor.

Setiap ada kegiatan mereka diminta mengenakan pakaian dan sorban sudah disiapkan oleh Vijay di hotel.

"Bajunya diberi koordinator (Karnawi)," cerita Marno Sumarno alias Abah Holil.

Abah-abah yang sudah terpilih ini, setiap kali ada kegiatan, selalu duduk di panggung dan disebutkan oleh MC tentang panggilan Abah-nya. "Abah-abah ini tidak boleh bicara dengan orang lain. Namnya disebutkan MC ketika ada acara bersama Dimas Kanjeng," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono di area gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (ditreskrimum) Polda Jatim, Jalan A Yani, Surabaya, Senin (7/11/2016).

Kata Argo, tersangka Taat Pribadi memberikan uang ke tersangka Vijay, kadang Rp 100 juta, kadang Rp 75 juta untuk Abah. Oleh Vijay, sebagian uang tersebut dibagikan ke Abah. Setiap Abah ada yang mendapatkan Rp 1,5-2,5 juta per kegiatan.

Akting maha guru sangat menyakinkan para pengikut Dimas Kanjeng. Bahkan, Marwah Daud Ibrahim disebut polisi ikut terpedaya aksi maha guru itu. Marwah ikut mencium tangan dan mendapatkan tasbih dari Abah Holil settingan Dimas Kanjeng dan Vijay.

Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Timur membongkar perusahaan palsu milik Dimas Kanjeng Taat Pribadi, PT Emas Batangan Mulia (EBM). Perusahaan tersebut sering disampaikan ke pengikutnya, bahwa Dimas Kanjeng memiliki perusahaan produksi emas batangan. Padahal, perusahaan tersebut bergerak di bidang kontraktor dan bukan milik Dimas Kanjeng.

"Orang-orang (pengikut) merasa yakin ada emas batangan, karena ditunjukkan nama perusahaan tersebut. Padahal perusahaan itu (PT EBM) bukan produksi emas batangan, tapi bergerak di bidang kontraktor," kata sumber dari kepolisian yang enggan disebutkan namanya, Kamis (3/11/2016).

Di PT Emas Batangan Mulia, tersangka Dimas Kanjeng Taat Pribadi menjabat sebagai komisaris utama. Sedangkan SP Ramanathan (34) alias Vijay, warga keturunan India yang tinggal di Tomang, Jakarta sebagai Direktur Operasional.

"Tersangka Vijay hanya dimanfaatkan di nama perusahaan tersebut sebagai Direktur Operasional. Padahal, dia bukan direktur tapi sebagai karyawan biasa di salah satu perusahaan," tuturnya.

Dimas Kanjeng dan Vijay mencatut nama perusahaan kontraktor, PT Emas Batangan Mulia sebagai perusahaan yang bergerak di bidang produksi emas batangan. "Tidak ada produksi emas di perusahaan tersebut. Itu perusahaan bukan produksi emas batangan, tapi perusahaan kontraktor. Tersangka Vijay dan Taat mencatut nama perusahaan tersebut," tuturnya.

Vijay yang ditetapkan sebagai tersangka kasus penipuan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, karena diduga terlibat dan menerima aliran dana dari Kanjeng. Vijay ditangkap di Jakarta pada Senin malam dan Selasa siang dibawa ke Surabaya, dimasukkan ke ruang tahanan Polda Jatim, Jalan A Yani Surabaya. Aliran dana yang sudah masuk ke Vijay diperkirakan lebih dari Rp 2 miliar. Pengakuan aliran dana ke Vijay itu berdasarkan keterangan dari tersangka Sutono.

Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Timur hari ini memeriksa saksi kasus penipuan dengan tersangka pimpinan Padepokan Dimas Kanjeng, Taat Pribadi. Salah satu yang diperiksa adalah pembuat jubah Dimas Kanjeng.

"Jubahnya kan digunakan untuk menipu," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes (Pol) Raden Prabowo Argo Yuwono, Selasa (1/11/2016).

Pembuat jubah Dimas Kanjeng diminta keterangan guna mengetahui alur dugaan penipuan dengan modus penggandaan uang. Di beberapa rekaman video, Dimas Kanjeng kerap menunjukkan 'kesaktian' dengan mengeluarkan tumpukan uang dari balik jubah 'ajaib' yang dikenakannya.

"Kenapa kita mintai keterangan (pembuat jubah), biar tahu alurnya (penipuan yang dilakukan dilakukan Dimas Kanjeng). Jubah kan dipakai untuk menipu," sebut Argo.

Saku jubah yang dipakai Dimas Kanjeng diduga cukup besar dan menampung uang jutaan rupiah. Karena itu penyidik dipastikan Argo menelisik penipuan yang diduga dilakukan Dimas Kanjeng termasuk properti yang digunakan.


- Source : news.detik.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar