Pemahaman Rendah, Remaja Usia Sekolah Jadi Target Utama Kampanye HIV-AIDS
Rendahnya pemahaman remaja Indonesia terkait Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) membuat program pencegahan dan pengendalian penyakit ini terhambat. Untuk itu, remaja menjadi target utama kampanye HIV-AIDS yang dilakukan pemerintah.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, dr HM Subuh, mengatakan berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, hanya 11,4 persen remaja yang paham soal HIV-AIDS, baik itu terkait penularan, penyebab, dan faktor risiko penyakit.
"Karena itu sasaran utama kita adalah paling banyak remaja usia sekolah, terutama yang sudah berusia 15 tahun ke atas. Mereka diberitakan pengetahuan HIV secara komprehensif," tutur dr Subuh, dalam acara Kampanye Peduli HIV-AIDS Pada Siswa SMA dan Sederajat di Kota Batam, Kepulauan Riau, Rabu (19/10/2016).
Dijelaskan dr Subuh, pengetahuan komprehensif meliputi pengetahuan soal penularan, pencegahan, faktor risiko serta pengobatan HIV-AIDS. Salah satunya adalah pengetahuan soal HIV termasuk penyakit menular yang sulit menular.
Ia mengatakan momen ini merupakan langkah awal untuk menghilangkan stigma negatif terhadap orang dengan HIV-AIDS (ODHA) di kalangan pelajar. Dengan mengetahui bagaimana cara penularan, maka upaya pencegahan bisa dilakukan sekaligus menghilangkan stigma.
"Saya sudah lakukan dan buktikan sendiri, tidak masalah jika bergaul dengan pasien HIV positif karena HIV tidak menular melalui jabat tangan atau makan dan minum bersama. HIV menular melalui transfusi darah, penggunaan jarum suntik bersama atau dari ibu ke anak," paparnya.
Kementerian Kesehatan pun sudah melakukan berbagai langkah pencegahan. Salah satunya dengan melakukan skrining HIV gratis bagi seluruh masyarakat.
"Total tahun ini sudah ada 7,5 juta orang yang kita skrining dan masih akan terus dilakukan," paparnya.
- Source : health.detik.com