Jerman mengatakan kepada Iran akan mendorong AS untuk “menarik sanksi-sanksi”
Menteri Perekonomian Jerman Sigmar Gabriel telah berjanji untuk menekan Washington agar melonggarkan pembatasan ekonomi terhadap Iran, seperti yang dijanjikan akan dilakukan sebagai bagian dari kesepakatan nuklir tahun lalu.
Selama sebuah pidato publik selama dua hari kunjungan kerjasama ekonomi ke Teheran, Gabriel mengatakan bahwa Jerman bermaksud untuk “mengingatkan komitmen AS untuk menarik sanksi-sanksi secara efektif.”
Politisi Partai Demokrat tersebut, yang juga menjabat sebagai Wakil Kanselir Jerman, mengatakan bahwa Washington “harus bertindak atas tanggung jawabnya mengenai Iran sehingga hasil dari kesepaktan nuklir tersebut menjadi terlihat dari sisi Iran.”
Untuk bagiannya, Jerman mengatakan akan menandatangani 10 penawaran utama dan meningkatkan perputaran ekonomi dengan Iran senilai €2,5 milyar, sebagai sebuah hasil dari kunjungan tersebut, di mana 120 pemimpin bisnis senior bergabung dengan Gabriel.
Bank-bank, produsen minyak dan pemerintah Iran telah berada di bawah pembatasan ekonomi yang parah dari AS setelah Revolusi Islam, yang kemudian telah diperketat beberapa kali, sebagai reaksi terhadap program nuklir negara tersebut, dan dukungan-dukungan nyata bagi organisasi-organisasi yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh Washington, seperti Hamas dan Hizbullah.
Banyak dari sanksi-sanksi, dan yang dibelakukan oleh Uni Eropa dan PBB secara resmi diangkat pada bulan Januari tahun ini, setelah Iran diputuskan mengikuti syarat-syarat dari Comprehensive Plan of Action (JPA) – sebuah kesepakatan antara Iran dan China, Perancis, Rusia, Inggris, AS, Jerman dan Uni Eropa – yang menjanjikan kondisi ekonomi yang lebih menguntungkan dalam pertukaran untuk pembatasan lebih besar dan pengawasan ketat terhadap program nuklir Iran.
Namun, menurut Presiden Iran Hassan Rouhani, pelaksanaan penangguhan sanksi-sanksi ini “cacat”. Kebanyakan problematik, banyak bank-bank Eropa masih enggan untuk melakukan bisnis dengan Iran, karena mereka takut hal ini dapat membahayakan hubungan mereka dengan lembaga keuangan AS yang masih melarang memiliki hubungan dengan Iran.
Namun AS mengatakan bahwa pihaknya memenuhi kewajiban negaranya, dan sekarang tergantung pada perusahaan-perusahaan individual jika mereka ingin berinvestasi di Iran. Pekan lalu, Menteri Energi AS Ernest Moniz mengatakan bahwa ekspor minyak Iran telah “kembali pada tingkat sebelum sanksi” – Wasington dan Brussels memberlakukan embargo terhadap petrokimia Iran pada tahun 2012 – dan mengatakan bawha Iran sekarang merupakan penerimaan manfaat dari arus kas tambahan.
- Source : www.rt.com