Bawang, Daging Ayam Hingga Cabai Sumbang Inflasi Juli 2016
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, laju inflasi di Juli 2016 mencapai 0,69%. Kontribusi dari tingkat inflasi ini didominasi pada kenaikan sejumlah barang kebutuhan pangan pokok.
"Tingkat inflasi terbesar berasal dari tarif angkutan transportasi sebesar 1,22% tapi andilnya 0,22%. Sementara bahan makanan inflasinya sebesar 1,12% dengan andil 0,23% atau yang terbanyak kontribusi, tapi pangan kan macam-macam," kata Kepala BPS Suryamin, di kantor BPS, Jakarta, Senin (1/8/2016).
Dia menyebut, bawang merah jadi bahan pangan dengan penyumbang tingkat inflasi Juli 2016 terbesar dengan kenaikan 9,44% dan bobot inflasi 0,69%.
"Bawang merah naiknya 9,44% dengan bobot 0,69%, serta andil 0,06%. Karena pasokan agak terbatas di awal-awal, tapi berikutnya akan membaik, pas juga permintaan naik. Kenaikan ada di 64 kota, dengan naik paling tinggi di Pare-pare 35% dan Tanjung Pandan 26%," jelas Suryamin.
Penyumbang inflasi paling signifikan lain di bahan pangan yakni daging ayam ras dengan kenaikan 3,35%, bobot inflasi 1,3%, dan andil 0,05%.
"Nomor 3 adalah kentang yang naik 14,48% dengan bobot inflasi 0,26% serta andil 0,04%. Ini kan puasa orang pada suka bikin sambal goreng hati, permintaan tinggi tapi produksinya kurang. Bogor kenaikannya paling tinggi 51%," ucap Suryamin.
Sementara, harga pangan lain yang menyumbang inflasi tertinggi lainnya adalah cabai merah dengan kenaikan 3,36%, dengan bobot 0,46% dan andil terhadap inflasi sebesar 0,02%. Kenaikan cabai merah tertinggi ada di Kediri dengan lonjakan harga 57%.
"Kemudian beras juga mengalami kenaikan 0,5% dengan bobot 3,84%, sementara andilnya 0,02%. Paling tinggi kenaikan di Pare-pare sebesar 6%. Kemudian ikan segar juga naik 1,31%," terang Suryamin.
Dia melanjutkan, di luar bahan pangan, 10 komoditas dengan kontribusi inflasi terbesar lainnya yakni kenaikan tarif dasar listrik yang di bulan Juli naik 1,12% dan emas perhiasan dengan kenaikan harga 1,52%.
- Source : finance.detik.com