www.zejournal.mobi
Minggu, 22 Desember 2024

Senjata Mutakhir Afsel Berantas HIV: 'Mesin ATM' ARV

Penulis : Rahma Lillahi Sativa | Editor : Samus | Selasa, 19 Juli 2016 12:54

Sebagai negara dengan jumlah pasien HIV terbesar di dunia, Afrika Selatan nampaknya terus berbenah untuk menurunkan angka tersebut. Terbaru, mereka memudahkan akses obat antiretroviral lewat 'mesin ATM' berisi obat antiretroviral (ARV).

Hal ini dirasa perlu mengingat persoalan mendasar yang ditemukan pasien HIV di Afrika Selatan adalah sulitnya mendapatkan akses obat ARV. Situasi ini kemudian mendorong Helen Joseph Hospital di ibukota Johannesburg untuk mengembangkan semacam 'mesin ATM' berisi ARV tersebut.

Mesin ini dibuat dengan bantuan dari ilmuwan Jerman dan menghabiskan biaya sebesar 63.000 poundsterling (Rp 1,08 miliar). Fanie Hendriksz, direktur manajer NGO Right To Care's ePharmacy sebagai pelaksana proyek menambahkan, mesin ini mempunyai sumber tenaga sendiri.

Selain itu, mesin ini juga memiliki sambungan langsung via webcam dengan apotek atau fasilitas kesehatan di mana sudah ada farmasis yang siap dihubungi kapanpun jika dibutuhkan.

"Pasien hanya perlu memindai kartu ID-nya dan mereka bisa mengakses jatah pengobatannya selama tiga bulan, tanpa perlu ke rumah sakit atau klinik yang jaraknya sangat jauh atau mengantri selama berjam-jam," terangnya seperti dilaporkan The Guardian.

Meskipun baru purwarupa, rencana awalnya empat unit akan ditempatkan di Alexandra, kawasan suburban padat penduduk di Johannesburg dengan jumlah pasien infeksi HIV yang selalu tinggi dari waktu ke waktu. "Kami berharap bisa mencapai enam titik tahun ini," imbuh Hendriksz.

Keberadaan mesin ini juga disyukuri dr Sello Mashamaite dari Helen Joseph Hospital. Sebab banyak pasien yang harus melewatkan kunjungan dokter atau tidak memperoleh obat yang mereka butuhkan karena terbentur biaya perjalanan yang jauh dan antrean panjang.

"Kami sebagai penyedia layanan jadi harus memikirkan bagaimana meningkatkan efisiensi untuk memastikan pasien patuh pada pengobatan. Tetapi setelah teknologi ini dicoba, pasien yang awalnya harus mengantri 5 jam di apotek, kini tinggal 20 menit saja," paparnya.

Untuk menghilangkan stigma terkait HIV, ke depan mesin tersebut juga akan menyediakan obat untuk penyakit lain seperti tuberkulosis.

Dikutip dari Science Magazine, mesin ini adalah bagian dari upaya pemerintah untuk memberantas epidemi HIV/AIDS secara masif dimulai dari bulan September mendatang. Targetnya, di tahun 2020, Afrika Selatan mencapai apa yang disebut sebagai '90-90-90',

Artinya, 90 persen mereka yang terinfeksi menyadari akan statusnya; 90 persen pasien yang positif terinfeksi HIV mulai mengonsumsi obat ARV; dan 90 persen dari kelompok tersebut dapat menurunkan jumlah virus HIV dalam darahnya hingga ke level 'tidak terdeteksi'. Dengan begitu diharapkan persebaran HIV di Afsel kian lama kian berkurang.


- Source : health.detik.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar