www.zejournal.mobi
Senin, 23 Desember 2024

Drone Neuron terbang dengan kecepatan 980 kmh

Penulis : Sputnik News | Editor : Samus | Senin, 11 Juli 2016 14:54

Teknologi Neuron model akan dikonversi menjadi serangkaian pesawat termasuk tidak hanya drone tempur, tetapi juga sebuah jet tanpa awak pesawat tempur generasi masa depan.

Angkatan Udara Perancis melakukan percobaan awal dari sebuah model pesawat tempur tak berawak Neuron pada tanggal 6 Juli menurut juru bicara agensi pengadaan pertahanan Perancis.

Model untuk jet tempur tak berawak tersebut terbang di atas laut selama sekitar “satu jam” di ketinggian 1.000 kaki, terbang dengan baik dan tanpa jet tempur Rafale. Uji terbang tersebut adalah rintangan penting sebelum drone siluman mencapai tahap produksi dan akhirnya dimasukkan ke dalam armada tempur.

Drone tersebut melesat dengan kecepatan 980 kmh pada ketinggian sekitar 14.000 meter sementara dipersenjatai dengan dua bom seberat 230 kg untuk segera menerjunkan dan menghancurkan target-target yang bermusuhan.

Perancis memiliki harapan tinggi bagi pesawat tempur tak berawak/unmanned combat aerial vehicle (UCAV) dengan biaya $27.600.000 per unit sebanding dengan biaya produksi jet tempur generasi keempat, namun dengan teknologi bermutu tinggi yang diharapkan Perancis untuk digunakan dalam proyek-proyek jet tempur masa depan.

Drone Neuon ini akan menjalani ujicoba lain di pusat DGA di Brus di bagian Barat Perancis untuk mengevaluasi efektivitas desain siluman elektromagnetik dengan tes yang dijadwalkan hingga awal 2017 sebelum teknologi ini dikonversi untuk desain jet tanpa awak pesawat tempur generasi masa depan.

Sementara model teknologi Neuron itu sendiri tidak akan pernah diproduksi, namun ini akan menjadi model untuk projek gabungan yang lebih luas antara Pernacis, Yunani, Italia, Spanyol, Swedia dan Swiss untuk mengkonversi teknologi pesawat ke generasi masa depan tanpa awak yang akhirnya dapat menggantikan seluruh jet tempur berawak.

Para ahli etika mengungkapkan keprihatinan mengenai proyek Neuron ini mengatakan bahwa jika pilot pesawat tempur duduk di belakang layar komputer daripada di kokpit pesawat terbang, realitas perang akan dilucuti dan merubah membunuh menjadi sedikit lebih dari simulasi videogame tanpa resiko langsung kepada para operator.


- Source : sputniknews.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar