Sejumlah pria bersenjata menyerbu stasiun TV pro-Tripoli di Libya
Sejumlah pria bersenjata menyerbu markas stasiun TV Al-Nabaa di Tripoli pada Rabu malam, memotong transmisi dan memaksa keluar para staf, menurut dua wartawan dari kantor saluran TV tersebut, yang dekat dengan pihak berwenang yang mengendalikan ibukota Libya.
“Sekelompok orang bersenjata, beberapa dari mereka mengenakan seragam militer dan sebagian berpakaian sipil, menyerbu kantor kami dan mengumpulkan para staf dalam satu ruangan memberitahukan kepada mereka tidak ada lagi yang dapat mereka lakukan di sini,” salah satu wartawan mengatakan kepada AFP.
Penyiaran benar-benar telah dihentikan, setengah jam kemudian sebuah spanduk merah muncul di layar yang bertuliskan “Darurat” dan mengumumkan bahwa “pemuda dan kaum revolusioner Tripoli telah menutup saluran TV yang menghasut perselisihan dan kebencian”.
Pesan tersebut mengancam akan memburu siapa saja yang bekerja di stasiun TV tersebut di kemudian hari.
“Mereka membawa kami keluar dari kantor, mengambil kendali dan menghentikan penyiaran. Tidak satupun dari kami terluka,” jurnalis lainnya dari saluran TV tersebut mengatakan kepada AFP tanpa menyebutkan namanya.
Sebelumnya pada hari Rabu, saluran TV tersebut telah menyiarkan komentar dari Khalifa Ghewil (kepala otoritas yang tidak diakui yang mengendalikan Tripoli) menuntut agar Fayez al-Sarraj – seorang pengusaha yang rencananya dijadikan perdana menteri oleh pemerintah persatuan yang didukung oleh PBB – untuk meninggalkan ibukota.
Sarraj telah tiba di Tripoli pada hari Rabu melalui laut dari Tunisia, bersama dengan beberapa anggota kabinetnya.
Para anggota parlemen Tripoli yang belum diakui telah menghubungi stasiun TV Al-Nabaa untuk mengecam kedatangan Sarraj dan para menterinya, menghujat para petugas yang membiarkannya masuk sebagai “pengkhianat”.
Seorang wartawan Al-Nabaa mengatakan orang-orang bersenjata yang mengambil alih saluran TV tersebut “tampaknya mendukung pemerintah Sarraj”.
- Source : www.al-monitor.com