Negara-negara dengan jumlah eksekutif wanita tertinggi
“Ketika kaum wanita dipanggil untuk bertindak dalam masa kacau, seringkali karena ketenangan, rasa tanggung jawab dan pragmatisme besar dalam situasi-situasi sulit yang mereka miliki.”
Ini menurut Christine Legarde, kepala Dana Moneter Internasional / International Monetary Fund (IMF), dan, baik Anda setuju atau tidak, ini adalah sebuah pesan yang beresonansi di pasar-pasar negara berkembang.
Menurut “International Business Report” tahun 2014 oleh perusahaan Grant Thornton, negara-negara seperti Rusia, Indonesia, Latvia dan Filipina memiliki manajemen senior wanita sebanyak 40% atau lebih, sedangkan negara-negara industri memiliki sekitar 20%. AS termasuk 10 negara terbawah dalam laporan tersebut dengan hanya 22% eksekutif wanita, bersama dengan Spanyol (22%), Inggris (20%), Denmark (14%) dan Jerman (14%).
Laporan tersebut, yang mensurvei sekitar 6.600 perusahaan swasta di 45 negara, menemukan bahwa proporsi perang senior diisi oleh kaum wanita di negara-negara BRICS – Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan – melampaui 30%, melebihi rata-rata 24% secara global.
Pada awalnya temuan dalam laporan tersebut tampak membingungkan. Tetapi ketika Anda mempertimbangkan bahwa kaum wanita di negara-negara berkembang lulus dari universitas dan sekolah pascasarjana di tingkat yang sama atau seringkali melampaui kaum laki-laki, semua ini tidak aneh. Kaum wanita di negara-negara ini juga menuai keuntungan dari meningkatkan dukungan kelembagaan bagi pekerja wanita, seperti pekerjaan dari jarak jauh, jam kerja yang fleksibel dan cuti bersalin.
“Para pengamat barat cenderung melihat kaum wanita di dunia ketiga sebagai korban,” menurut Sylvia Ann Hewlett dan Ripa Rashid, penulis dari buku Winning The War for Talent in Emerging Markets: Why Women are the Solution. “Faktanya adalah bahwa tidak ada perusahaan manapun yang mampu mengabaikan bakat kaum wanita yang berkualitas jika ingin besaing dalam perekonomian yang berkembang dengan cepat – dan memenangkannya.”
Francesca Lagerberg, kepala perpajakan global di Grant Thornton menyetujuinya.
“Pasar-pasar di negara berkembang tampaknya benar-benar menghargai beberapa hal yang dapat dilakukan oleh kaum wanita pada tingkat dewan dan peran senior,” katanya. “Pendekatan bisnis yang digunakan berbeda dan ada sebuah pengakuan nyata bahwa inovasi dan kreativitas terkadang terkait lebih erat dengan para pemimpin perempuan.”
Meskipun semua ini, beberapa ahli memperingatkan bahwa lebih banyak eksekutif wanita hanyalah sebagian dari gambaran besar tersebut, mengatakan bahwa di pasar-pasar negara berkembang, partisipasi wanita secara keseluruhan dalam tingkat buruh lebih rendah daripada di Eropa atau AS.
Tapi ini buakn untuk mengecilkan prestasi wanita seperti Olga Dergunova, mantan ketua regional Microsoft Rusia dan CIS, atau Svetlana Mironyu, pemimpin redaksi dari kantor berita RIA-Novosti.
Sesuatu sedang terjadi di negara-negara seperti Rusia, yang memiliki proporsi tertinggi pada kaum wanita yang bekerja dalam manajemen senior, dan ini bukanlah sebuah jumlah yang wajib dan undang-undang. Negara-negara seperti Spanyol dan Norwegia memiliki aturan seperti di atas, khususnya jumlah pekerja kaum wanita.
- Source : mic.com