Rusia dan China merencanakan serangan ruang angkasa terhadap AS
Dalam sebuah kampanye baru untuk memperkuat anggaran dan menyebar rasa takut, Pentagon telah memperingatkan akan terjadinya serangan pada satelit-satelit AS oleh Rusia dan China.
“Musuh-musuh sedang mengembangkan perangkat-perangkat kinetik, energi-terkonsentrasi dan cyber untuk menyangkal, menjatuhkan dan menghancurkan kemampuan ruang angkasa kita," Jenderal Angkatan Udara, John Hyten, kepala Air Force Space Comand mengatakan kepada pasukan subkomite strategis Majelis Departemen Bersenjata AS pada hari Selasa.
“Mereka memahami ketergantungan kita pada ruang angkasa, dan mereka memahami keunggulan kompetitif kita berasal dari luar angkasa. Kita perlu waspada,” tegasnya.
Hyen telah berkampanye untuk sebuah kelompok proyek Angkatan Udara baru, yang tujuan utamanya adalah untuk melindungi aset antariksa AS terhadap “agresi” asing. Pada hari Selasa, ia memperingatkan bahwa satelit-satelit Global Positioning System AS rentan terhadap serangan.
Letjen David Buck, komandan dari Joint Functional Component for Space, bersaksi bersama Hyten.
“Secara sederhana, tidak ada satu pun aspek arsitektur ruang angkasa kita yang tidak beresiko,” Buck menyatakan. “Rusia memandang ketergantungan AS pada ruang angkasa sebagai kerentanan yang dapat dimanfaatkan dan mereka sedang mengambil tindakan-tindakan utnuk memperkuat kemampuan kontra-ruang angkasa mereka.”
Buck juga memperingatkan bahwa China menciptakan Pasukan Dukungan Ruang Angkasa, sebuah unit peperangan ruang angkasa dan cyber.
“China sedang mengembangkan dan telah menunjukkan berbagai teknologi kontra-ruang angkasa, termasuk kendaraan-kendaraan penghancur satelit dan laser yang dapat membuat buta atau menonaktifkan sebuah satelit,” ia mengatakan.
“Selain itu, mereka terus memodernisasi program-program ruang angkasa mereka untuk mendukung sistem pelacakan objek, komando dan kendali dari pasukan yang dikerahkan, dan kemampuan menyerang jarak jauh.”
Namun di samping retorika bahwa langit akan jatuh ini, para pejabat Pentagon tidak dapat memberikan bukti-bukti yang konkrit, hanya solusi-solusi yang tidak jelas dari ancaman mengerikan yang mereka beritakan sendiri.
“Sebuah strategi ruang angkasa yang dapat mengimbangi adalah untuk menggunakan beragam rangkaian langkah-langkah ketahanan yang menyulitkan musuh-musuh kita, dengan menyusung beberapa respon yang kompleks, dengan kerentanan yang tumpang tindih dan kombinasi dari elemen-elemen yang dikenal dan tidak dikenal,” Douglas Loverro, wakil menteri pertahanan kebijakan ruang angkasa mengatakan kepada Kongres.
Banyak dari sensasi fiksi ilmiah ini tampaknya didorong oleh rasa takut kehilangan anggaran militer ruang angkasa saat ini, dalam jangka waktu penarikan keuangan Pentagon. Bulan lalu, Hyten mengatakan kepada Defense One bahwa Komando Ruang Angkasa AS terus mengamati posisi-posisi satelit Rusia, mengklaim bahwa “Kita mengamatinya sepanjang waktu.”
Demikian pula, Angkatan Udara AS menyatakan keprihatinannya atas keputusan China untuk menembak jatuh salah satu satelit cuacanya sendiri pada tahun 2007. Sementara langkah tersebut adalah sebuah cara utnuk secara efektif menurunkan sebuah satelit yang sudah rusak, Washington menganggap insiden tersebut sebagai pertunjukkan atas kemampuan ofensif Beijing.
AS mengancam peluncuran satelit Korut baru-baru ini, memimpin tuntutan untuk menjatuhkan sanksi-sanksi tambahan PBB terhadap Pyongyang.
Sementara Pentagon tanpa henti membuat-buat adanya “ancaman” dari luar, Hyten mengakui bahwa pada bulan Desember 2015 AS mungkin secara tidak sengaja merusak satelitnya sendiri.
Ada 261 kasus pada tahun 2015 di mana satelit-satelit komunikasi AS menjadi macet. Ketika ditanya oleh Breaking Defense berapa dari kasus ini disebabkan oleh Rusia atau China, Hyten pada saat itu mengatakan, “Saya benar-benar tidak tahu, dugaan saya adalah tidak sama sekali.”
- Source : sputniknews.com