Erdogan menjadi tak terkendali
Celakalah siapa pun yang berani menghina Yang Mulia di Turki, Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Presiden Turki yang Otoriter, Recep Tayyip Erdogan semakin berubah ke arah kediktatoran. Warga Turki yang merugikan dipenjarakan, dan presiden sendiri menggenggam erat kekuasaannya dan siap untuk melakukan apa pun untuk mendapatkan apa yang ia inginkan, bahkan mengubah konstitusi, demikian lapor Daily Telegraph.
Pemimpin Turki tersebut tinggal di istana perumahan terbesar di duia dengan 1.000 kamar dan dengan luas lebih besar dari Versailles. Ia gemar memberikan perintah terhadap rakyatnya, termasuk para wanita Turki untuk memiliki setidaknya tiga anak. Ia menggambarkan pemimpin Israel Benjamin Netanyahu sebagai “pembunuh” dan Bashar Assad sebagai “pembunuh kejam”. Tetapi celakalah bagi setiap warga Turki yang berani menghina Yang Mulia Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Setelah Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) berkuasa pada tahun 2002, ia memecahkan cengkeraman militer pada politik dan para modernisasi Turki bersorak. Selanjutnya, setelah 14 tahun mendominasi Turki, beberapa pihak mulai takut, karena perilaku Erdogan menunjukkan sinyal-sinyal yang perlu diwaspadai.
Pada saat ini, Erdogan berusaha untuk menundukkan semua pihak dalam aturannya. Para wartawan yang menyinggungnya langsung dikirim ke penjara di mana mereka ditemani oleh warga awam Turki yang dianggap “menghina” pemimpin mereka.
Hari ini, Erdogan mengecam Putin dalam setiap kesempatan. Tapi ia mencoba untuk meminjam beberapa trik politik Presiden Rusia tersebut.
Sekarang Presiden Truki ini ingin melanjutkan penulisan ulang konstitusi untuk membuat sebuah kepresidenan imperial yang dibentuk untuk mengukur ambisi dirinya sendiri. Adapun waktu pemerintahannya, ia mengumumkan bahwa ia “siap sampai tahun 2023”, tahun 100 tahun kelahiran Republik Turki.
Jadi, Turki memiliki seorang pemimpin, insting otoriter yang memperlakukan konstitusi sebagai mainan pribadi dengan rencana untuk mendominasinya selama beberapa dekade. Bagaimana bisa ini tidak berbahaya?
- Source : fr.sputniknews.com