www.zejournal.mobi
Selasa, 19 November 2024

Para pengungsi yang terlantar berjuang untuk menyebrangi sungai Macedonia

Penulis : The New Arab | Editor : Samus | Selasa, 15 Maret 2016 18:26

Ribuan pengungsi yang terlantar di Yunani menerjang cuaca dingin yang menggigit dan menyebrangi sebuah sungai berbahaya untuk masuk ke wilayah Macedonia kemarin untuk melanjutkan perjalanan mereka ke tempat yang aman.

Dalam sebuah adegan yang dramatis, lebih dari 2.000 pengungsi membawa anak-anak dan barang bawaan mereka menyebrangi sungai sedalam paha, dibantu oleh sebuah formasi rantai manusia yang terdiri dari banyak orang yang mengalami nasib yang sama, untuk melewati salah satu bagian perbatasan Macedonia yang belum ditutup.

Sejak bulan Februari kemarin, sejumlah besar pengungsi telah hidup dalam kondisi yang menyedihkan di perbatasan Yunani-Macedonia.

Sementara hujan musim dingin akhir menghantam wilayah sekitar mereka, banyak dari mereka hanya bisa menyaksikan ketika kamp-kamp mereka perlahan berubah menjadi rawa-rawa.

Namun, meskipun rencana-rencana Uni Eropa yang berusaha untuk mencegah agar mereka tidak masuk lebih dalam ke wilayah Eropa, para pengungsi ini belum siap untuk menyerah pada perjalanan mereka.

Perpindahan mereka ke Macedonia pada hari Senin memicu langsung reaksi dari pihak berwenang Macedonia yang sudah lama memantau mereka di bagian perbatasan Yunani.

Setelah penyebrangan mereka, ratusan pengungsi ditahan dan dimasukakan ke dalam truk-truk oleh tentara dan polisi.

Nasib mereka masih belum jelas dan pihak kepolisian Macedonia menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut.

Peristiwa hari Senin ini adalah sebuah tantangan terbesar untuk menutup perbatasan karena rute dari Yunani ke Eropa tengah telah ditutup 10 hari yang lalu, menyebabkan lebih dari 4.000 pengungsi terlantar di Yunani.

Ibrahim al-Almad yang berasal dari Suriah mengatakan bahwa ia telah terlantar di Yunani selama satu bulan.

“Adik saya berada di Stuttgart, jerman, dan saya ingin menemuinya,” katanya, sambil menunjuk ke arah pengungsi lainnya.

“Lihatlah apa yang mereka paksa kami lakukan. Lihatlah semua wanita dan anak-anak itu.”

Almad telah berjalan dari desa Idomeni di Yunani, di mana 14.000 orang tetap berkemah di sana.

Menggarisbawahi resiko yang ada, pihak kepolisian Macedonia mengatakan bahwa mayat dari seorang pria dan wanita ditemukan pada hari Senin di Sungai Suva Reka dekat perbatasan dengan Yunani.

Dua puluh pengungsi menyebrang dengan aman dan tiga lainnya dirawat di rumah sakit, kata pihah berwenang.

“Ini adalah situasi di mana orang-orang telah menjadi putus asa dan frustasi,” kata Ljubinka Brasnarska, juru bicara dari Macedonia untuk badan pengungsi UNHCR PBB.

“Pembatasan-pembatasan di perbatasan yang diberlakukan oleh negara-negara memaksa para pengungsi mengambil tindakan-tindakan yang putus asa.”

Sebuah penutup yang diberlakukan kepada para pengungsi oleh Austria bulan lalu memicu efek domino untuk menutup perbatasan-perbatasan di Balkan, menyebabkan ribuan orang terlantar di Yunani.

Meskipun adanya penutupan ini, lebih dari 8.500 pengungsi dan imigran melakukan perjalanan ke pulau-pulau Yunani dari Turki pekan lalu, menurut UNHCR.

Pada hari Minggu, menlu Austria mendesak agar penutupan perbatasan ini diperpanjang.

Sebastian Kurz mengatakan kepada surat kabar Bild am Sonntag Jerman bahwa rute yang melalui Italia ke Eropa Tengah juga harus ditutup.

“Penyelundupan tidak dapat dicegah secara keseluruhan sehingga kami harus melakukan segala upaya yang sedang kami lakukan saat ini pada rute Balkan di sepanjang rute Italia-Mediterania juga,” katanya.

Sementara itu, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan pada hari Senin bahwa ia akan tetap berada pada sikapnya dalam krisis pengungsi di Eropa, menyusul pemilihan umum negara tersebut yang mengirimkan sinyal-sinyal yang saling bertentangan tentang opini rakyat Jerman terhadap pendekatan Liberal dan disorot oleh blok konservatif.

Merkel mengakui bahwa pemilu pada hari Minggu, yang menghasilkan kekalahan bagi Uni Demokratik Kristennya, didominasi oleh masalah-masalah pengungsi dan banyak para pemilih yang percaya bahwa “tidak ada solusi meyakinkan dan memuaskan.”

Namun, “Saya sangat yakin bahwa kita memerlukan sebuah solusi Eropa dan bahwa solusi ini membutuhkan waktu,” kata Merkel setelah para ketua partai bertemu di Berlin.

Alternative for Germany atau AFD yang anti-pengungsi dan nasionalis, memenangkan tiga legislatif negara setelah berkampanye melawan sambutan Merkel atas masuknya pengungsi tahun lalu.

Tahun lalu, Merkel menegaskan bahwa Jerman akan menghadapi tantangan untuk mengintegrasikan para pengungsi ketika negara tersebut menerima hampir 1,1 juta orang sebagai para pencari suaka.

Sementara pemerintahannya telah memperketat aturan-aturan suaka, ia masih mempertahankan sebuah solusi pan-Eropa terhadap krisis pengungsi ini, mengabaikan tuntutan-tuntutan nasional yang bersifat sepihak.

Retorik liberal sebagian besar masih berlangsung, namun penutupan perbatasan dari negara-negara lain telah mengurangi aliran masuknya para pengungsi, dan Merkel telah membuat jelas bahwa ia tidak berencana untuk menerima para pengungsi yang sekarang sedang terlantar di Yunani.

Meskipun demikian, Merkel mengkritik penutupan perbatasan-perbatasan secara sepihak, dan mengatakan pada haris Senin: “Anda dapat melihat setiap hari dalam foto-foto dari Yunani bahwa solusi ini tidak begitu memuaskan.”


- Source : www.alaraby.co.uk

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar