Operasi terselubung AS terbiasa membuat alasan untuk menginvasi
Whistleblower (pelapor) Daniel Ellsberg mendapat kemarahan dari para pejabat AS ketika ia merilis Dokumen Pentagon pada tahun 1971. Dalam sebuah wawancara baru, mantan analis militer ini membahas bagaiaman operasi rahasia global Washington menghasut kekerasan.
Dokumen Pentagon ini menyebabkan kegemparan ketika pertama kali diterbitkan. Mengungkapkan keterlibatan AS secara diam-diam dalam pemboman Kamboja dan Laos selama Perang Vietnam, Ellsberg didakwa di bawah Undang-Undang Spionase karena telah membocorkan laporan tersebut kepada New York Times.
Dalam serangkaian wawancara dengan MintPress News, Ellsberg menjelaskan bagaimana AS menggunakan operasi-operasi rahasia baik di Vietnam dan Kuba untuk “memprovokasi sebuah respon”.
“Ini terjadi dua tahun setelah krisis rudal Kuba, yang lebih tepatnya adalah dua tahun setelah operasi rahasia terbesar dalam sejarah CIA terhadap Kuba,” ia mengatakan kepada aktivis Arn Menconi. “Operasi-operasi ini dilakukan oleh orang-orang yang sama, dan dengan alasan yang sama: memprovokasi sebuah respon dari musuh-musuh yang memberikan alasan untuk menyerang mereka.”
“Sabotase, pembunuhan, penculikan, penembakan, semua ini telah dilakukan...”
Ellsberg mengacu pada invasi Bay of Pigs. Sementara para pejabat AS tetap menyatakan bahwa kelompok paramiliter revolusioner Kuba berada di balik invasi tersebut, Ellsberg mengatakan bahwa militan ini 100% dikendalikan oleh CIA.
AS masih memiliki pasukan-pasukan rahasia yang beroperasi di lebih dari 100 negra di seluruh dunia, termasuk Suriah, Irak dan sejumlah negara di Afrika.
Ellsberg yang merupakan seorang veteran militer dan mantan analis strategi RAND Corporation membocorkan dokumen-dokumen rahasia yang kemudian dikenal sebagai “Pentagon Papers” saat bekerja untuk Departemen Pertahanan AS.
Ellsberg juga mengatakan bahwa tugasnya adalah untuk mencari sebuah dalih untuk menigkatkan Perang Vietnam.
Henry Kissinger, sekneg pada saat itu menyebut Ellsberg sebagai “orang paling berbahaya di AS” atas perannya sebagai pelapor yang menonjol.
- Source : sputniknews.com