Korea Utara mengungkapkan rencana untuk meluncurkan satelit akhir bulan ini
Korea Utara telah mengatakan kepada badan-badan PBB bahwa pihaknya akan meluncurkan sebuah satelit akhir bulan ini. Negara ini menegaskan bahwa satelit tersebut memiliki tujuan ilmiah murni.
“Kami telah menerima informasi dari DPRK (Democratic People’s Republic of Korea) mengenai peluncuran satelit observasi bumi ‘Kwangmyongsong’ antara 8 sampai 25 Februari,” kata seorang juru bicara Organisasi Maritim Internasional (IMO) kepada Reuters.
Badan PBB lainnya – International Telecommunication Union (ITU) mengatakan bahwa Korea Utara juga telah memberitahu pihaknya mengenai rencananya untuk meluncurkan satelit ke sebuah orbit yang non-geostasioner dengan durasi fungsional selama empat tahun. Badan ini mengatakan sedang mencari rincian lebih lanjut dari peluncuran tersebut.
Departemen Luar Negeri AS telah secara kasar mengecam rencanan Korea Utara, mengatakan bahwa setiap peluncuran satelit oleh Korea Utara akan menjadi sebuah “pelanggaran berat” dari kewajiban internasionalnya.
Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Asia Timur, Daniel Russel mengatakan kepada para wartawan bahwa rencana Korea Utara “memberikan perdebatan bahkan lebih kuat” atas sanksi PBB yang lebih keras.
Pada akhir bulan Januari, para pejabat AS mengatakan bahwa Korea Utara sedang mempersiapkan beberapa jenis peluncuran satelit.
Kabar atas peluncuran satelit ini datang hanya beberapa minggu setelah Korea Utara mengklaim bahwa pihaknya berhasil menguji coba bom hidrogen pertama yang kemarahan internasional dan menyerukan sanksi-sanksi baru yang lebih ketat terhadap negara tersebut.
Korea Utara meluncurkan roketnya yang terakhir pada tahun 2012, mengatakan bahwa roket tersebut membawa satelit cuaca Kwangmyongsong-3. Namun negara tersebut dituduh oleh AS, Korea Selatan dan Jepang atas pengujian rudal balistik jarak jauh.
DPRK memulai program nuklirnya pada tahun 1980-an – awal 1990-an, namun mengumumkan bahwa mereka telah memiliki senjata nuklir pada tahun 2005. Sejak itu Korea Utara melakukan empat uji coba nuklir – pada tahun 2006, 2009, 2013 dan 2016. Uji coba pada tahun 2013 menyebabkan sanksi dari Dewan Keamanan PBB yang membatasi perbankan, perdagangan dan pariwisata negara tersebut.
- Source : www.rt.com