Naga Sutra Mengambil Jalur Persia
Ia datang, melihat dan ia mengantongi semua kesepakatan yang penting. Perjalanan Presiden China Xi Jinping dari Asia Barat Daya – Arab Saudi, Iran dan Mesir – dapat diyakini sebagai perjalanan bisnis “win-win” khas China.
Di arena PR, Xi Jinping melakukan sebuah pertunjukkan citra yang menunjukkan China sebagai kekuatan global. Beijing mencetak skor diplomatis pada semua hal yang penting, mendapatkan beberapa kesepakatan lebih atas keamanan energi (lebih dari setengah minyak China berasal dari Teluk Persia) sementara memperluas pasar ekspor dan hubungan perdagangan secara keseluruhan.
Di Iran, Xi Jinping mengawasi penandatanganan 17 kesepakatan politik-ekonomi bersama Presiden Iran Hassan Rouhani. Kudeta diplomatik lainnya: XI Jinping adalah presiden kedua dari negara anggota Dewan Keamanan PBB yang mengunjungi Teheran setelah kesepakatan nuklir tersebut terjadi di Vienna musim panas lalu; yang pertama adalah Presiden Putin, pada bulan November. Perhatikan interaksi Rusia-China-Iran yang penting ini.
Untuk membuatnya benar-benar jelas, Xi Jinping mengeluarkan sebuah pernyaan sebelum tiba di Teheran, mengkonfirmasikan dukungan Beijing bagi Iran untuk bergabung dengan Organisasi Kerjasama Shanghai / Shanghai Cooperation Organization (SCO). Yang akan memperkuat secara solid kemitraan strategis ketiga negara ini yang bekerja untuk integrasi Eurasia masa depan.
Tentu saja, seluruh proses ini berkisar pada Satu Jalur, Satu jalan – denominasi visi China yang resmi atas Jalur Sutra yang lebih besar. Tidak ada inti lainnya, selain dari Rusia-China yang menawarkan begitu banyak potensi daalm hal kerjasama bilateral; Iran, seperti pada Jalur Sutra jaman Kekaisaran Persia, adalah hubungan utama yang menyatukan Asia dan Eropa.
XI Jinping pertama kali bersinggah di Arab Saudi dan Mesir – dunia Arab. Pesan Xi Jinping sangatlah jelas: “Daripada mencari sebuah perwakilan di Timur Tengah, kami mempromosikan perundingan perdamaian; bukan mencari pengaruh, kami memanggil semua pihak untuk bergabung dalam lingkaran persahabatan atas langkah Jalur dan Jalan ini.”
Ketika Xi Jinping masih berada di tanah Arab, Beijing secara resmi mengeluarkan “kebijakan Arab”; pertama, menelusuri sejarah interaksi dunia China dan Arab di Jalur Sutra jaman dahulu hingga berdirinya Forum Kerjasama Negara Tiongkok-Arab pada tahun 2004. Dan bahkan sebelum membahas Liga Arab yang retak di Kairo, Xi Jinping menekankan sekali lagi; yang terpenting bagi China adalah kerjasama yang saling menang di semua bidang dan dengan pihak manapun.
Terjemahan: Bisnis, bisnis dan bisnis. Tidak ada ikut campur China dalam retaknya politik Timur Tengah.
Ofensif diplomatik Xi Jinping, Satu Jalur, Satu Jalan, berusaha untuk mengkonfigurasi ulang Gerakan Non-Blok (NAM) – yang mana China adalah sebuah negara juara di dunia – dalam konteks yang baru muncul atas arsitektur, keuangan yang berpusat pada globalisasi yuan.
Ini termasuk dorogang bagi yuan untuk menjadi salah satu mata uang cadangan dunia; dan mekanisme-mekanisme seperti Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dan Silk Road Fund, lebih selaras dengan kebutuhan dunia daripada IMF, Bank Dunia dan bahkan Asian Development Bank.
Sebuah strategi menang sama menang untuk China sejauh Arab Timur Tengah yang bersangkutan berarti harga komoditas utama dalam bentuk yuan – sebuah perkembangan jangka panjang namun tak terelakkan. Dan Beijing mengincar tidak hanya Arab Saudi namun seluruh GCC (Gulf Cooperation Council) – yang mana adalah sebuah pusat de facto keuangan bagi Afrika, di mana China memiliki pengaruh yang besar, dengan Afrika Timur di atas terkaitnya dengan Jalur Sutra Maritim.
Ledakan tersebut, dan kekurangannya
Paska-sanksi Iran, semuanya mengenai reintegrasi ke sebagian wilayah ekonomi global. Namun China sudah berada di Iran bahkan sebelum pencabutan sanksi tersebut.
Iran ingin meningkatkan produksi petrokimianya sampai pada tahun 2025, menjadi 180 juta ton. Investasi China akan menjadi kuncinya. Menurut sebuah laporan terbaru dari penelitian energi, logam dan pertambangan global oleh kelompok konsultasi Skotlandia Wood Mackenzie, Iran dapat menarik sebanyak $70 miliar untuk proyek petrokimianya.
Di garis depan energi alternatif, Iran memiliki kapasitas untuk menghasilkan 40.000 megawatt (MW) listrik dari sumber matahari dan angin. Perusahaan China secara pasti akan berada di belakang hal ini.
Sebagai negara anggota NPT, Iran akan terus menggunakan energi nuklir unuk tujuan yang damai, merancang ulang reaktor air berat Arak, dan akan terlibat dalam memproduksi isotop untuk tujuan medis dan desalinasi air laut.
Investasi di bidang pertambangan juga adalah sebuah kepastian. Menurut World Mining Congress (WMC), China dan Iran adalah produsen mineral terbesar pertama dan kesepuluh di dunia pada tahun 2013. Iran memeegang lebih dari 7% dari cadangan mineral dunia, namun hanya 20% dari cadangan ini yang baru dikembangkan. Pihak asing kini diizinkan untuk mengoperasikan tambang Iran selama 25 tahun – dan China akan mengawasinya.
Satu Jalur, Satu Jalan adalah sebagian besar mengenai rel kereta kecepatan tinggi. Maka tak heran Iran yang memperluas jaringan rel kereta api adalah kunci dari Pernyataan Bersama mengenai Kemitraan Strategis antara Iran dan China.
Tentu saja kemajuan sepanjang Jalur Sutra ini akan menhadapi berbagai masalah.
Belum ada yang tahun rincian lengkap mengenai kemitraan strategis Iran-China; Teheran tidak akan puas dengan hanya menjadi rute transit bagi kegiatan ekspor China; pihak ini bertujuan untuk menjadi mitra kunci trans-Eurasia. China adalah anggota dari WTO; Iran belum menjadi anggota penuh. China berada dalam pusat dari beberapa perjanjian perdagangan sementara Iran adalah mitra hanya dalam beberapa kesepakatan.
Kerjasama dengan Asia Tengah mungkin adalah sebuah prestasi – karena beberapa negara, seperti Uzbekistan cukup iri terhadap praktek ekonomi mereka. Dan berbagai faktor, hubungan yang kompleks antara Teheran dan Ankara masih sebuah upaya dalam progres; Pada akhirnya Turki secara wilayah menghubungkan Asia ke Eropa.
Sebuah kelas master geostrategis
Secara geopolitik, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei secara jelas mengatur nada yang sama saat ia bertemu dengan Presiden Xi Jinping. China, kata sang Pemimpin Tertingga, adalah negara yang “dapat dipercaya”; pembentukan “hubungan strategis selama 25 tahun sepenuhnya benar dan bijaksana; dan yang terakhir... Republik Iran Islam tidak akan melupakan kerjasama China selama masa sanksi yang diberlakukan terhadap kami.”
Halus namun tegas, Ayatollah Khamenei tidak bisa tidak mengacu pada perbedaan mencolok antara Iran dan Arab Saudi dalam keamanan sumber energi yang benar-benar penting bagi China: “Iran adalah satu-satunya negara merdeka di wilayah ini yang dapat dipercaya pada bidang sumber energi, karena tidak seperti banyak negara regional lainnya, kebijakan sumber energi Iran tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor non-Iran.”
Intinya adalah bahwa bagi Beijing, kemitraan strategis dengan Iran adalah mengenai masalah keamanan nasional yang penting. Selain itu, secara geostrategis Beijing menganggap Iran sebagai penghubung penting Asia Barat Daya dan Eurasia, melawan “poros” Washington yang banyak diiklankan dan hegemoni angkatan laut AS. Ini berarti dukungan penuh Beijing bagi Iran yang kuat dalam wacana memperluas Teluk Persia sampai ke Kaspia; semua rute-rute maritim dan darat – Jalur Sutra yang baru ini – sangat penting bagi China.
Tidak ada pembentukan sempurna dari visi Jalur Sutra yang baru tanpa kerjasama antara Iran dan China yang komprehensif. Xi Jinping dan kepemimpinan Beijing tidak hanya membuatnya solid; dalam sebuah langkah yang menyapu, mereka seperti meningkatkan apa yang didefinisikan oleh beberapa analis Iran sebagai teori Khamenei mengenai hubungan internasional ke pada sebuah lingkaran perlindungan terhadap kepentingan geostrategis China.
Sebuah kelas yang sangat ahli. Dan ini semua berjalan sesuai dengan rencana (Beijing). Langkah berikutnya adalah Iran sebagai anggota penuh SCO. Integrasi Eurasia akan segera datang.
- Source : www.counterpunch.org