ISIS mengkonfirmasikan kematian ‘Jihadi John’
ISIS telah mengkonfirmasikan bahwa ‘Jihadi John’, seorang jihadis Inggris yang ditampilkan dalam video eksekusi oleh kelompok tersebut, telah tewas dalam sebuah serangan udara di Suriah.
Terbitan-terbitan terbaru dari majalah ISIS, Dabiq, menegaskan bahwa Abu Muharib Al-Muhajir, yang “menjadi berita utama di seluruh dunia sebagai Jihadi John” memang telah terbunuh. Mobilnya ditargetkan dalam sebuah “serangan oleh drone”, yang menewaskan teroris tersebut seketika.
Jihadi John “akhirnya mencapai” apa yang telah ia “usahakan begitu lama” pada tanggal 12 November 2015, tulis pamflet dari majalah tersebut.
Sejak bulan Agustus 2014, Jihadi John muncul dalam serangkaian video sadis yang di upload ke YouTube, di mana ia memenggal korban-korban nya. Teroris ini, yang memiliki nama asli Mohammed Emwazi, bertanggung jawab atas eksekusi brutal dua pekerja bantuan Inggris, David Haines dan Alan Henning, di antara sandera lainnya.
Dalam setiap video, Jihadi John tampil dengan jubah hitam nya yang terkenal, dengan sebuah balaclava hitam yang menutupi wajahnya. Dalam sebuah penampilan terbuka tanpa topeng, pengeksekusi terkenal ini juga mengancam akan kembali ke Inggris untuk “memenggal kepala-kepala lainnya.”
Diyakini secara luas bahwa Jihadi John lahir di Kuwait, dan tiba di Inggris pada tahun 1993. Ia adalah satu-satunya siswa Muslim di kelasnya di SD St. Mary Magdalene Church di Maida Vale, London Barat. Ia secara teratur pergi ke sebuah masjid dengan orang tua dan kelima saudara kandungnya, serta mendapatkan budaya Inggris dari teman-teman sekelasnya, menurut laporan-laporan.
Publikasi ISIS menyatakan bahwa Jihadi John berhasil mengelabui pihak berwenang pada beberapa kesempatan dan menyelinap melintasi perbatasan secara bebas. Sebelumnya ia diduga telah ditahan oleh MI5 Inggris, saat ia mencoba untuk pergi ke Kuwait dari Inggris, namun berhasil mengelabui para agen dengan “menunjukkan dirinya sendiri sebagai orang yang kurang cerdas” dan melarikan diri.
Ia diduga telah tewas dalams sebuah serangan drone pada pertengahan November 2015 di kubu pertahanan ISIS di Suriah, Raqqa, tak lama setelah serangan teror mematikan di Paris.
- Source : www.rt.com