Prioritas Obama, TPP, lebih buruk dari yang dipikirkan
Trans-Pacific Partnership (TPP), sebuah perjanjian perdagangan yang kontroversial, yang telah dinegosiasikan diam-diam oleh pemerintahan Obama selama bertahun-tahun, adalah “lebih buruk dari yang kami perkirakan,” pengacara kepentingan publik dan aktivis Kevin Zeese mengatakan kepada Radio Sputnik.
TPP adalah sebuah perjanjian ekonomi luas antara 12 negara di kawasan Asia-Pasifik dan pantai-pantai Pasifik dari Amerika terutama ditujukan untuk deregulasi perdagangan. Pada bulan Oktober, pihak-pihak terkait telah mencapai kesepakatan pada kata-kata dan subjek dari TPP. Rincian dari kesepakatan perdagangan yang kontroversial ini kemudian diungkapkan kepada publik, setelah hampir tujuh tahun dinegosiasikan.
“Kenyataan yang menyedihkan adalah bahwa TPP lebih buruk dari yang kami perkirakan. Melihat ini semua, kami melihat bahwa ini... pada dasarnya adalah kudeta perusahaan-perusahaan global di aman perusahaan-perusahaan tersebut menjadi lebih kuat dari pemerintah,” kata Zeese kepada program “Loud & Clear” Radio Sputnik.
Para negosiator bertahun-tahun bekerja diam-diam utnuk membuat perjanjian setebal 6.000 halaman tersbeut, menurut Zeese, yang mencakup “semua aspek kehidupan kita.”
Lebih dari 500 perwakilan perusahaan memantau dan mengedit perjanjian bagi perwakilan perdagangan AS, Zeese mengatakan, harus melalui “banyak rintangan” untuk melihat rincian dari perjanjian tersebut. Bahkan pada saat itu, para pembuat hukum dilarang untuk membuat rekaman atau salinan dari perjanjian tersebut dan tidak dapat membicarakan hal ini dengan staf mereka, apalagi konstituen mereka.
“Jadi ini dirahasiakan karena para negosiator mengetahui bahwa jika orang-orang melihat apa yang terdapat dalam perjanjian ini, maka mereka akan kehilangan dukungan,” katanya.
Menurut Zeese, penerima keuntungan utama dari TPP ini adalah “negara-negara termiskin” yang dapat “memberikan beberapa pekerjaan budak yang berupah kecil.”
Pemerintahan Obama menklaim bahwa TPP akan meciptakan ratusan ribu lapangan pekerjaan di AS. Namun, pemerintah meninggalkan perntaannya setelah diragukan oleh Washington Post, ujar Zeese.
Pada kenyataannya, TPP akan menguntungkan ‘kekuatan-kekuatan perusahaan trans-nasional’ di AS, kata Zeese. Sementara di negara-negara yang lebih miskin, perjanjian ini akan menguntungkan orang-orang yang bertanggung jawab atas pemerintahan, biasanya oligarki yang dalam berbagai cara menjalankan pemerintahan.”
“Jadi ini adalah yang kaya versus para pekerja; ini adalah benar-benar mengenai perjanjian tersebut,” kata Zeese.
Obama dan pihak pemimpin negara lain di TPP secara resmi akan menandatangani perjanjian tersebut pada tanggal 4 Januari di Selandia Baru. Setelah itu, presiden dapat mengirimkannya ke Kongres dalam waktu luangnya. Setiap negara yang menjadi anggota kesepakatan tesebut harus meratifikasi perjanjian ini dalam pemerintahannya sendiri sebelum perjanjian tersebut dapat mulai berlaku.
Obama menyebut TPP ini sebagai prioritas legislatif utamanya untuk tahun 2016. Tapi, karena betapa sulitnya untuk meloloskan peraturan yang kontroversial ini, Zeese mengatakan, presiden tersebut mungkin akan menunggu sampai setelah pemilu bulan November mendatang untuk mengirimkannya ke Kongres untuk sebuah pemilihan suara.
- Source : sputniknews.com