www.zejournal.mobi
Rabu, 25 Desember 2024

AS Mengevakuasi Pejuang ISIS dari Ramadi

Penulis : Stephen Lendman | Editor : Admin | Senin, 04 Januari 2016 17:06

Sebelum pasukan Irak merebut kembali Ramadi pekan lalu, Washington dituduh telah mengevakuasi sekitar 2.000 teroris ISIS dari kota tersebut.

Komandan dari kelompok militan Iraqi’s People Mobilization shiite, Hashd al-Shaabi mengatakan bahwa Amerika menunda pembebasan Ramadi dan Fallujah untuk diam-diam menjalankan proses evakuasi para pemimpin kelompok dan pejang ISIS ke tempat-tempat yang tidak diketahui” dengan helikopter.

Fort Russ melaporkan seorang pejabat Irak berpangkat tinggi yang tidak disebutkan namanya, mengatakan “sinyal-sinyal dan intel kami memberitahukan pihak AS... mengenai gerakan-gerakan ISIS.”

“Kami tidak diizinkan untuk terlibat melawan ini, dan tidak seorang pun di pemerintahan dapat menentang Amerika... AS memerintahkan agar Baghdad memberikan jalur aman bagi ISIS dan untuk mengurangi pengaruh Iran...”

Washington memerintahkan Baghdad untuk menggantikan para pemimpin antiterorisme, intelijen, keamanan militer dan kementerian dalam negeri negara tersebut. Washington menginginkan sebuah tim yang bersahabat dengannya dan untuk melayani kepentingannya di darat.

Sejauh ini, Perdana Menteri Haider al-Abadi belum meminta dukungan serangan udara dari Rusia, menuruti tuntutan AS, meskipun ia tahu bahwa AS mendukung ISIS dan menginginkan Irak terbalkanisasi menjadi negara yang terbagi di bagian utara sebagai Kurdi, Syiah di selatan dan Sunni di pusat.

Washington kehadiran pasukan Turki yang ilegal di Irak utara. Seorang pejabat intelijen Perancis mengatakan, “Timur Tengah tidak akan pernah sama seperti sebelumnya.”

“Apa yang menjadi lebih jelas sekarang adalah bahwa ISIS adalah sebuah alat yang digunakan oleh para pemain kuat yang mendukung agenda dan rencana mereka” untuk menggambar ulang peta daerah tersebut.

Kematian, kehancuran dan kesengsaraan manusia menghantui jutaan rakyat Irak. Agenda kekaisaran Washington adalah penyebabnya.

Sebuah Misi Bantuan PBB untuk Irak / UN Assistance Mission for Iraq (UNAMI) melaporkan bahwa 7.500 warga Irak telah tewas dan 15.000 lainnya terluka pada tahun 2015.

Korban-korban cenderung akan meningkat lebih besar dari yang ditunjukkan oleh perwakilan khusus PBB untuk Sekjen (SRSG), Jan Kubis yang mengatakan:

“Telah ada ibuan warga Irak yang tewas dan terluka akibat konflik dan terorisme. Rakyat Irak memiliki hak untuk hidup dalam damai dan ketengangan. PBB terus menyayangi korban-korban yang terus berjatuhan.”

Ban Ki-moon adalah seorang alat yang ditunjuk oleh AS, gagal menhormati sumpah mandatnya “untuk menyelamatkan generasi-generasi selanjutnya dari bencana perang,” menentang kekerasan dan menjunjung hak asasi manusia.

Ia adalah seorang alat bagi kebijakan luar negeri AS, terutama mengenai peperangannya yang tak kunjung usai. Orang-orang yang telah lama menderita di Irak dan negara-negara bermasalah lainnya tidak memiliki sekutu di PBB. Ia tidak pernah melakukan apa pun untuk melayani kepentingan mereka.

Sejumlah orang tewas atau menderita luka parah setiap harinya di Irak, terkadang ratusan, seringkali korban berasal dari warga sipil.

UNAMI mengakui bahwa tidak mungkin untuk memverifikasi jumlah korban dengan tepat, jauh lebih besar daripada laporan resminya. Tidak ada hitungan mengenai korban karena kekurangan makanan, air, perawatan medis yang diperlukan atau perampasan secara keseluruhan.

Tidak ada dalam perkiraan mereka yang menenangkan, tidak selama Washington terus mengejar agenda kekaisarannya, yang secara kejam mengabaikan kehidupan manusia dan kesejahteraan.


- Source : thetruenews.info

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar