OPEC akan mengadakan pertemuan darurat jika harga minyak tidak pulih
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan mengadakan perundingan darurat, jika harga minyak mentah tidak pulih sampai pada bulan Februari mendatang, menurut Presiden OPEC dan menteri minyak Nigeria Emmanuel Kachikwu.
“Diperkirakan bahwa tren kenaikan harga minyak akan terlihat pada bulan Februari tahun depan, jika ini tidak terjadi, jelas bahwa OPEC akan perlu mengadakan sebuah pertemuan yang sangat mendesak,” Interfax mengutip presiden OPEC tersebut.
Pada tanggal 4 Desember, OPEC memutuskan untuk mempertahankan tingkat produksi minyak saat ini sekitar 31,5 juta barel per hari meskipun adanya kelebihan pasokan minyak di pasar minyak global.
Pada hari Senin, tolak ukur Brent dan WTI berada di posisi terendahnya yang belum terlihat sebelumnya sejak tahun 2009. Minyak mentah Brent turun di bawah $37 per barel sementara patokan WTI AS turun di bawah $35 per barel.
Harga minyak mentah sedikit melambung pada awal perdagangan pada hari Selasa dengan perdagangan Brent di harga $37,73 dan WTI pada harga $36,18 per barel pada pukul 08:36 GMT.
OPEC memproduksi 31,7 juta barel per hari pada bulan November. Ini adalah produksi tertinggi dalam lebih dari tiga tahun terakhir dan 1,7 juta barel per hari.
Negara-negara kurang makmur OPEC seperti Aljazair, Angola, Nigeria dan Venezuela telah menyerukan pengurangan produksi untuk meningkatkan harga minyak mentah.
Produsen terbesar OPEC, Arab Saudi menolak untuk menurunkan produksi minyak mentah untuk mempertahankan pangsa pasarnya. Riyadh berharap untuk memeras pesaing-pesaingnya, terutama Amerika Serikat dan Rusia.
Dalam sebuah langkah yang beberapa pihak melihat Moskow menganggap Riyadh hanya menggertak, Kementerian Keuangan rusia mengumumkan pekan ini bahwa pihaknya akan menyusun rencana berdasarkan harga minyak serendah $30 per barel sampai pada tahun 2022.
Skenario ini akan memiliki implikasi yang menghancurkan bagi OPEC, menurut Wakil Menteri Keuangan Rusia, Maxim Oreshkin.
- Source : www.rt.com