Privasi sudah hilang, pengawasan massal akan terus berlangsung
Kemanusiaan telah kalah dalam pertempuran demi privasi dan sekarang harus belajar untuk hidup dalam dunia di mana pengawasan massal menjadi lebih mudah untuk diterapkan oleh pemerintah, kata pendiri WikiLeaks, Julian Assange dalam sesi tanya jawabnya yang didedikasikan bagi ulang tahun ke-10 RT.
Assange menyampaikan pada pidatonya mengenai keamanan dan pengawasan yang diselenggarakan oleh RT di pusat kota Moskow pada hari Kamis melalui konferensi video dari kedutaan Ekuador di London, di mana ia bersembunyi selama tiga tahun terakhir agar tidak di ekstradisi kembali ke Swedia.
Ketika ditawarkan kesempatan untuk mengomentari topik dalam sesi ini- “Security or Surveillance: Can the right to privacy and effective anti-terror security coexist in the digital age?” – sang pelapor bertanya kepada seorang moderator dan juga host dari The Big Picture Show di RT Amerika, Thom Hartmann: “Sudah berapa lama Anda memilikinya Tom?” menyiratkan bahwa ia memiliki banyak untuk dikatakan mengenai masalah ini.
“Memikirkan masalah ini, saya ingin mengambil posisi yang berbeda, mungkin, dari apa yang Anda perkirakan sebelumnya... Saya berpikir bahwa kita harus memahami bahwa pertempuran bagi privasi sudah tidak ada lagi. Pengawasan massal akan terus berlangsung,” katanya.
Pengawasan massal sudah diterapkan tidak hanya oleh kekuatan utama dunia, namun juga oleh beberapa negara-negara menengah dan berukuran kecil tambahnya.
“Pengaturan Five Eyes Intelligence (Australia, Kanada, Selandia Baru, Inggris dan AS)... sangat bersifat mengelak dalam hal pengawasan massal telekomunikasi domestik dan internasional bahwa sementara beberapa ahli dapat mendapatkan privasi untuk diri mereka sendiri untuk sejumlah misi... privasi ini tidak ada lagi bagi seluruh populasi dunia,” pendiri WikiLeaks tersebut menekankan.
Para teroris internasional di antara mereka yang “ahli” dan mampu membuat komunikasi mereka tidak terlihat oleh badan-badan keamanan, tambahnya.
Privasi tersebut “tidak akan datang kembali, seperti keruntuhan ekonomi yang sangat regresif, yang mengurangi kapasitas teknologi peradaban,” kata Assange.
“Alasan bahwa privasi ini tidak dapat kembali adalah bahwa biaya untuk menerapkan pengawasan massal ini menurun sekitar 50 persen setiap 18 bulan, karena itu biaya yang mendasari dasar pada biaya telekomunikasi, menggerakan pengawasan penyadapan di sekitar dan komputerisasi serta penyimpanan – semua biaya tersebut menurun lebih cepat pada tingkat geometris daripada populasi manusia yang semakin meningkat,” jelasnya.
Pengawasan dan komputerisasi massal “memenangkan” persaingan dengan kemanusiaan dan nilai-nilai manusia dan mereka “akan terus menang pada tingkat yang semakin meningkat. Inilah kenyataan yang harus kita hadapi,” tambah Assange.
Fokusnya sekarang adalah harus diubah dari membela privasi kepada pemahaman jenis masyarakat apa yang akan dibangun dari kondisi yang telah berubah ini, katanya.
Pendiri WikiLeaks ini mengingatkan contoh panel-panel bersejarah seperti Jerman Timur dan masyarakat lainnya, di mana orang-orang menyesuaikan dengan kehidupan di bawah pengawasan otoritas.
“Jika Anda melihat perilaku masyarakat yang sangat konformis, kecil dan masyarakat yang terisolasi dengan ruang untuk bersosialisasi yang berkurang – seperti Swedia, Korea Selatan, Okinawa di Jepang dan Korea Utara – maka Anda akan melihat masyarakat yang menyesuaikan diri mereka. Semua orang menjadi sangat pemalu, mereka mulai menggunakan kata-kata kode; menggunakan banyak subteks untuk mencoba menyelinap keluar dari pandangan yang kontroversial,” katanya.
Menurut Assange, dunia modern saat ini bergerak “menjadi semacam masyarakat tertentu”.
Privasi adalah salah satu nilai “yang tidak berkelanjutan... dalam menghadapi kenyataan perubahan teknologi; realitas dari pemerintahan dalam dengan industri militer yang rumit dan realitas teroris Islam ciptaan yang melegitimasi sektor itu,” tegasnya.
Assange mendorong mereka yang hadir pada acara tersebut serta masyarakat umum untuk “berada di sisi lain dari perdebatan tersebut” dan berhenti mengandalkan privasi.
Sesi diskusi ini adalah bagian dari konferensi RT yang berjudul ‘Information, messages, politics: The Shape-shifting powers of today’s world’. Pertemuan tersebut dihadiri oleh para politisi, pakar kebijakan luar negeri dan eksekutif media dari seluruh dunia, di antaranya adalah mantan direktur Badan Pertahanan Intelijen, Michael Flynn, Jill Stein dari Partai Hijau dan mantan wakil presiden Majelis Parlemen OSCE, Willy Wimmer.
- Source : www.rt.com