Teka-Teki Lainnya di Paris
Beberapa orang yang cenderung tidak percaya pada cerita resmi mengenai serangan Paris terganggu dengan pertanyaan: mengapa para pembom bunuh diri Muslim rela meledakkan diri mereka sendiri untuk sebuah serangan palsu. Jawaban atas pertanyaan ini sangat sederhana. Tetapi, pertama-tama kita harus membuang pertanyaan apakah benar para pembom bunuh diri meledakkan diri mereka sendiri atau tidak. Apakah ini sesuatu hal yang kita ketahui, atau ini adalah bagian dari cerita yang diberikan kepada kita? Sebagai contoh, kita diberitahu bahwa para penumpang pesawat yang dibajak pada insiden 9/11 menggunakan telepon genggam mereka untuk menghubungi para kerabat, namun para ahli telah bersaksi bahwa teknologi saat itu tidak mengizinkan panggilan ponsel pada ketinggian tersebut.
Untuk membuang pertanyaan apakah kita memiliki bukti nyata atau tidak mengenai pembom bunuh diri yang meledakkan diri mereka sendiri, saya akan mengasumsikan bahwa mereka benar-benar melakukannya.
Kini giliran pertanyaan yang mengganggu beberapa orang yang tidak percaya mengenai cerita resmi tersebut: Mengapa para pembom bunuh diri rela meledakkan diri mereka sendiri demi sebuah serangan yang palsu?
Seperti yang saya katakan, jawabannya sederhana: Mengapa mengasumsikan bahwa para pelaku bom bunuh diri tahu siapa yang mengorganisir serangan tersebut? Sepertinya ada banyak bukti bahwa ISIS adalah ciptaan AS, salah satu yang masih bergantung pada dukungan AS secara pasif atau aktif – dengan demikian konflik antara Putin dan Washington tentang memerangi ISIS tampaknya adalah sesuatu yang digunakan Washington untuk menggulingkan pemerintahan Libya dan setelah berhasil dikirimkan ke Suriah oleh Washington untuk menggulingkan Assad. Jelas, Washington telah menyusupkan ISIS. Telah terbukti sejak lama bahwa Washington menggunakan para ekstrimis Islam. Sementara AS menggunakan mereka di Afghanistan untuk melawan Soviet serta di Libya dan Suriah untuk melawan pemerintahan yang mandiri, Washington juga menggunakan mereka di Paris. Dengan hitungan terakhir saya, FBI dalam 150 kesempatan telah berhasil menipu orang-orang untuk berpartisipasi dalam “skema teror” nya.
Sekarang mari kita pindah ke beberapa pertanyaan besar. Mengapa para teroris menyerang orang-orang yang tidak bersalah dan tidak menyadari tindakan pemerintah mereka atau mengetahui kendali atas mereka? Korban-korban 9/11 bukanlah para neokonservatif dan anggota-anggota pembentukan Washington, di mana kebijakannya di Timur Tengah membenarkan serangan terhadap orang-orang mereka. Sama seperti Boston Marathon Bomb dan sama seperti serangan Paris. Pihak tidak bersalah lah yang menjadi korban, bukan hanya warga Muslim.
Secara sejarah, serangan-serangan teror tidak ditujukan pada pihak yang tidak bersalah melainkan pada para penguasa dan orang-orang yang bersalah. Sebagai contoh, anak Kaisar Austria/Hungaria lah yang dibunuh oleh para teroris Serbia, bukan orang-orang biasa diledakkan atau ditembak di sebuah kafe jalanan.
Sangat menarik bahwa serangan-serangan teroris yang dikaitkan dengan Islam hanya menimpa orang-orang yang tidak bersalah, bukan pada elit politik yang menindas umat Islam. Dalam beberapa tahun terakhir pada beberapa kesempatan saya telah memberikan komentar pada kolom saya mengenai kecenderungan pihak neokonservatif terhadap pembunuhan. Namun tidak ada satu serangan pun pada kehidupan para neocon, dan neokonservatif ini adalah seumber dari kekerasan yang disebarkan oleh Washington dalam dunia Muslim. Kelompok neokonservatif ini berjalan-jalan tanpa ancaman seperti burung yang bebas terbang.
Bagaimana dapat dipercaya bahwa para teroris Muslim melampiaskan kemarahannya pada mereka yang tidak bersalah ketika Presiden Perancis (yang telah mengirimkan pasukan militernya untuk membunuh Muslim) sedang duduk di stadion yang sedang diserang dan dengan mudah dapat disingkirkan oleh seorang pembom bunuh diri?
Sekarang mari kita beralih pada pertanyaan identifikasi dari para “teroris Paris”. Apakah mungkin untuk berpikir bahwa jutaan pengungsi dari negara-negara yang diperangi oleh Washington dan Eropa memiliki paspor? Apakah jutaan pengungsi ini sudah tahu sebelumnya bahwa mereka akan di bom oleh Gedung Putih dan sudah mempersiapkan diri mereka sendiri dengan membawa paspor mereka untuk melarikan diri?
Apakah mereka menulis dalam pendaftaran paspor mereka bahwa mereka akan mengunjungi Eropa?
Apakah negara mereka yang terkepung, penuh dengan kekacauan dan diserang bertubi-tubi sempat untuk mengurusi semua pengajuan paspor dari jutaan pengungsi?
Media Barat seperti apa yang menggunakan cerita paspor ini, apakah sebuah media yang dibayar dengan baik untuk hegemoni dan kejahatan Washington?
Satu pertanyaan terakhir. Dimana foto-foto para teroris selama serangan tersebut? Para teroris mengepung lokasi yang tidak hanya dipenuhi dengan kamera-kamera keamanan, tetapi juga ratusan, bahkan ribuan orang dengan ponsel yang memiliki kamera. Dengan semua rekaman dan foto-foto ini, bagaimana mungkin pemerintah tidak tahu jika beberapa teroris melarikan diri, dan jika demikian, siapa mereka dan tampak seperti apa? Mengapa pemerintah mengandalkan paspor palsu untuk mendapatkan foto-foto teroris tersebut?
Terorisme telah dikerahkan di Dunia Barat, dan terorisme tersebut berasal dari pemerintah Barat terhadap masyarakat Dunia Barat.
- Source : www.unz.com