Doktor ‘euthanasia’ Perancis mencoba bunuh diri setelah divonis bersalah
Mantan dokter di Perancis, Nicolas Bonnemaison yang dinyatakan bersalah telah meracuni salah satu pasien yang tidak dapat disembuhkan nya, berada dalam kondisi kritis setelah dilaporkan mencoba untuk bunuh diri.
Bonnemaison ditemukan tak sadarkan diri di dalam mobilnya di tepi sebuah hutan di wilayah Tosse, bagian barat daya Perancis, setelah mencoba bunuh diri dengan menghisap asap knalpot, sebuah sumber medis mengatakan kepada Daily Telegraph.
Pria berumur 54 tahun tersebut diterbangkan ke rumah sakit dengan helikopter, di mana ia tetap dalam kondisi “sangat serius”.
“Ia berada dalam kondisi antara hidup dan mati,” kata sumber dari koran Daily Telegraph.
Minggu lalu, mantan dokter tersebut menerima hukuman percobaan dua tahun karena telah membunuh salah satu pasiennya oleh pengadilan, yang mana sebagian tuduhannya dibebaskan oleh pengadilan yang lebih rendah pada tahun 2014.
Pengadilan Bonnemaison ini menarik perhatian besar di Perancis di tengah-tengah perdebatan publik yang sedang berlangsung mengenai penggunaan euthanasia di negeara itu.
Ia pada awalnya dituduh telah membunuh tujuh “orang yang rentan” – lima wanita dan dua pria – pada bulan Maret 2010 dan Juli 2011, dan menghadapi hukuman penjara seumur hidup.
Dokter tersebut membela diri di pengadialn banding dengan menyatakan ia hanya memberikan suntikan kepada pasien yang menderita agar “meringankan rasa sakit dan tidak untuk membunuhnya”.
“Obat-obatan adalah hidup saya, pasien saya adalah hidup saya dan saya merindukan mereka,” Bonnemaison mengatakan di pengadilan.
Para jaksa dalam kasus ini mengakui bahwa Bonnemaison “bukanlah seorang pembunuh, bukan seorang peracun dalam arti harafiahnya,” yang membebaskannya dari enam tuduhan pembunuhan.
Namun, pengadilan bandung masih melihat bahwa Bonnemaison tetap bersalah atas kematian pasien ketujuhnya, seorang nenek berusia 86 tahun.
Memudahkan orang-orang yang sakit parah menemukan program euthanasia sebagai jalan keluar adalh salah satu janji kunci selama kampanye untuk kepemimpinan Presiden Perancis Francois Hollande.
Pada bulan Maret, mayoritas anggota parlemen Perancis memberikan suaranya untuk mendukung undang-undang yang memungkinkan para dokter untuk menidurkan pasien-pasien yang tidak dapat disembuhkan dalam “tidur nyenyak” sampai mereka tutup usia.
Di musim panas 2014, pengadilan Perancis memutuskan bahwa seorang pria yang telah dalam keadaan vegetatif selama enam tahun dapat dilepaskan dari alat-alat pendukung kehidupan. Namun keputusan tersebut segera ditentang oleh Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa, yang menyebabkan kasus ini ditinjau ulang.
Para dokter juga menolak untuk melaksanakan perintah pengadilan tersebut, mengatakan bahwa mereka takut keamanan mereka terancam setelah menerima ancaman-ancaman dari para aktivis anti-euthanasia.
- Source : www.rt.com