Tony Blair “salah mengartikan” bukti WMD sebelum invasi Irak
Mantan Perdana Menteri Tony Blair “salah mengartikan” intelijen militer untuk tetap memiliki persetujuan untuk menyerang Irak pada tahun 2003, Dr. Hans Blix, kepala tim penyelidikan PBB pada saat itu mengungkapkan.
Blix yang memeriksa Irak mengenai senjata pemusnah massal nya (WMD) sebelum invasi yang dipimpin oleh AS dan Inggris tersebut, mengatakan kepada mantan wartawan Telegraph Peter Oborne bahwa intelijen yang dikumpulkan tidak ditunjukkan secara akurat oleh Blair.
Oborne, bersama Dr. Darid Morrison telah bekerja dengan BBC untuk mengkompilasi laporan alternatif tentang invasi Irak pada tahun 2003. Penyelidikan resmi yang dipimpin oleh Sir John Chilcot mengalami penundaan-penundaan dan tidak akan dipublikasikan sampai musim panas 2016.
Selama wawancaranya dengan Oborne, Blix mengatakan bahwa “pernyataan Blair tidak didukung oleh bukti-bukti yang ada.”
“Blair menegaskan bahwa ada senjata-senjata, itu adalah sebuah pernyataan dan tidak didukung oleh bukti-bukti,” Blix mengatakan kepada Oborne.
“Mereka menyampaikan apa yang telah kami lakukan dengan salah dan mereka melakukannya demi mendapatkan otorisasi yang seharusnya tidak pernah mereka dapatkan.”
Pada saat itu Blair mengatakan bahwa rezim Saddam Hussein memiliki “senjata kimia dan biologi dalam jumlah besar”, meskipun adanya laporan-laporan dari lembaga intelijen yang menyatakan bahwa kemampuan senjata WMD mereka bersifat “sporadis dan tidak efektif”.
Hanya tiga bulan sebelum invasi tersebut dilakukan, Blix mengatakan kepada dewan Keamanan PBB bahwa senjata-senjata terlarang “belum ditemukan”, namun menekankan bahwa “jangan sampai membuat kesimpulan bahwa senjata tersebut ada”.
Pada hari Kamis, Chilcot mengumumkan bahwa laporannya akan diterbitkan pada bulan Juni atau Juli 2016. Laporan ini akan menjangkau k,eterlibatan Inggris dari tahun 2001 sampai 2009 dan akan berisi lebih dari dua juta kata.
Dalam suratnya kepada Perdana Menteri David Cameron, Chilcot mengatakan dokumen itu sendiri akan siap pada bulan April, dan kemudian akan menjalani proses pemeriksaan “keamanan nasional”. Proses ini “wajar dan diperlukan” mengingat dokumen ini berisi banyak data-data yang bersifat sensitif, katanya.
Penyelidikan tersebut menemukan bukti terakhir kali pada tahun 2011.
Awal minggu ini, Blair mengatakan kepada CNN bahwa ia telah membuat “kesalahan”, namun tidak akan meminta maaf atas ‘fakta intelijen salah yang telah ia terima.”
“Saya merasa sulit untuk memiinta maaf atas penggulingan Saddam Hussein. Saya rasa, bahkan di tahun 2015 ini, akan lebih baik jika ia tidak ada.”
Blair menambahkan ada “unsur-unsur kebenaran” bahwa munculnya ISIS setidaknya menjadi sebuah bagian dari konsekuensi invasi Irak 2003.
Sisa temuan Oborne akan disiarkan pada Kamis malam pukul 20.00 GMT di BBC Radio 4.
- Source : www.rt.com