Parlemen Eropa mendukung Snowden
Mayoritas anggota Parlemen Eropa telah memberikan suaranya untuk mendukung dan meminta negara-negara konstituen untuk memberikan perlindungan bagi “whistleblower” (pelapor) dan mantan kontraktor NSA Edward Snowden, yang menggambarkan langkah tersebut sebagai ‘perubahan permainan’ dan sebuah ‘kesempatan untuk melangkah lebih maju’.
Parlemen Eropa telah mendesak negara-negara Uni Eropa untuk “menghapus semua tuduhan kriminal terhadap Edward Snowden, memberinya perlindungan dan juga mencegah ekstradisi oleh pihak ketiga, dalam pengakuan atas statusnya sebagai pelapor dan pembela hak asasi manusia internasional,” siaran pers Parlemen Eropa menyatakan.
Seruan tersebut tidak terlalu tegas, namun, dengan 285 anggota parlemen yang telah memberikan suaranya untuk membela Snowden dan 281 yang menentang, menunjukkan betapa terbaginya para politisi elit Eropa terhadap masalah ini.
Namun, itu adalah sebuah kemenangan bagi Snowden, yang melihat hasil voting tersebut sebagai ‘perubahan permainan’.
“Ini bukanlah sebuah pukulan terhadap pemerintah AS, namun juluran tangan yang terbuka dari teman-teman. Ini adalah kesempatan untuk melangkah maju,” tulisnya di Twitter.
Bahkan suara mayotitas untuk mendukung Snowden menang secara tipis, ini sangat berarti baginya, menurut Anatoly Kucherena, pengacara Snowden di Rusia.
“Resolusi parlemen Uni Eropa adalah sebuah pengakuan atas manfaat yang telah diberikan oleh Edward Snowden bagi umat manusia, keberanian dan kejujurannya,” kata Kucherena seperti yang dikutip oleh kantor berita Interfax.
Parlemen Eropa mempelajari dokumen-dokumen yang dibocorkan oleh Snowden dan di bulan Maret 2014 mengadopsi sebuah resolusi untuk melindungi data pribadi warga negara Uni Eropa.
“Permintaan Parlemen Eropa terhadap data yang dibocorkan oleh Edward Snowden atas pengawasan massa elektronik adalah sebuah investigasi yang paling komprehensif yang telah selesai sampai saat ini. Upaya ini harus dianjutkan untuk memastikan bahwa kebebasan sipil juga dibela di internet,” Claude Morales dari Aliansi Progresif Sosialis dan Demokrat (S&D), Ketua Kebebasan Sipil dan pelapor tentang pengawasan massa mengatakan.
Para anggota parlemen mengatakan bahwa mereka tidak puas dengan kurangnya tindakan yang diambil setelah penyelidikan tersebut. Resolusi yang dibuat pada hari Kamis tersebut, yang mengatakan bahwa tindakan-tindakan yang dilakukan tidaklah cukup untuk mengatasi pengawasan massa, menerima dukungan yang lebih luas dengan 342 suara, 274 suara menentang dan 29 abstain.
“Hak-hak dasar warga negara Uni Eropa ‘tetap berada dalam bahaya’ dan ‘upayanya terlalu sedikit untuk memastikan perlindungan penuh atas hal ini,” kata para anggota parlemen.
Parlemen tersebut juga meminta Komisi Eropa untuk “segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa semua data pribadi yang ditransfer ke Amerika Serikat memiliki tingkat perlindungan yang efektif yang pada dasarnya setara dengan yang telah dijamin di Uni Eropa”.
Parlemen Uni Eropa juga khawatir tentang “hukum baru-baru ini di beberapa negara anggota UE yang memperluas kemampuan pengawasan dari badan intelijen,” – termasuk di Perancis, Inggris dan Belanda.
Mereka juga prihatin tentang “pengungkapan pengawasan massa telekomunikasi dan lalu lintas internet di dalam wilayah Uni Eropa oleh badan intelijan luar negeri Jerman (BND) yang bekerja sama dengan Badan Keamanan AS / National Security Agency (NSA).
Para anggota parlemen juga meminta badan-badan Uni Eropa untuk menguraikan strategi yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat kemandirian teknologi, meningkatkan privasi online, demokratisasi kontrol atas kegiatan intelijen dan emmbangun kembali kepercayaan dengan Uni Eropa.
Masalah dari perlindungan terhadap data pribadi telah menjadi sorotan sejak tahun 2013, ketika mantan kontraktor NSA, Edward Snowden mengungkapkan program pengawasan massa yang digunakan oleh intelijen AS. Snowden diberikan suaka perlindungan di Rusia. Ia menghadapi sejumlah tuduhan di AS, termasuk pencurian properti pemerintah dan melanggar UU Spionase.
- Source : www.rt.com