Panas yang ekstrim akan mengurangi produktivitas tenaga kerja di Asia Tenggara
Asia Tenggara bisa kehilangan 16 persen dari kapasitas tenaga kerjanya karena meningkatnya suhu udara selama tiga dekade ke depan. Singapura dan Malaysia mungkin akan menghadapi pengurangan produktivitas terbesar.
Kenaikan suhu dunia akan mengakibatkan penurunan produktivitas di Asia Tenggara sebanyak 25 persen selama 30 tahun kedepan, kata sebuah laporan dari perusahaan analisis resiko global.
“Perubahan iklim akan menyebabkan suhu panas sampai pada titik didih dan memberikan dampak signifikan baik pada ekonomi nasional dan kesehatan para pekerja,” kepala lingkungan di Verisk Maplecroft, Dr. James Allan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa malam.
Perusahaan Verisk Maplecroft memperkirakan bahwa Asia Tenggara bisa kehilangan sebanyak 16 persen dari kapasitas tenaga kerjanya karena meningkatnya suhu selama tiga dekade berikutnya.
Penelitian mereka menunjukkan bahwa Singapura dan Malaysia mungkin akan menghadapi kerugian terbesar dalam produktivitas dan penurunan tajam sebanyak 25 persen dan 24 persen. Penurunan produktivitas ini akan diikuti oleh Indonesia, Kamboja, Filipina, Thailand dan Vietnam.
Kerugian produktivitas ini dikaitkan dengan rasa pusing, kelelahan, mual dan kematian dari suhu panas dalam kasus yang ekstrim, kata Verisk.
Kerugian tenaga kerja di Asia Tenggara dikatakan hampir dua kali lipat dari daerah Karibia dan Afrika Barat, daerah yang terkena dampak terburuk berikutnya.
- Source : sputniknews.com