Pria bertopeng dengan pedang membunuh 2 orang dan melukai 3 lainnya di sekolah Swedia
Dua orang tewas oleh seorang penyerang bertopeng yang menggunakan pedang atau pisau di sebuah sekolah di kota Trollhattan di barat daya Swedia, media lokal melaporkan. Tiga lainnya luka-luka.
Seorang guru pria dewasa tewas di lokasi kejadian. Korban kedua meninggal saat menjalani operasi, koran DN mengutip seorang polisi yang melaporkan.
“Seorang pria masuk ke dalam gedung sekolah... dan ia melukai empat orang – dua orang dewasa laki-laki dan dua anak,” seorang petugas kepolisian untuk media, Stefan Gustafsson mengatakan kepada RT.
Sekretaris pers dari rumah sakit NAL, Niklas Claesson mengatakan kepada RT melalui telepon bahwa “dua orang anak (11 dan 16 tahun), salah seorang guru dan tersangka” dibawa ke rumah sakit untuk bantuan medis.
Penyerang tersebut ditembak oleh polisi dan kemudian menyerah karena luka-lukanya, koran Aftonbladet melaporkan.
Gustafsson mengatakan bahwa tersangka yang bersenjatakan dengan “sejenis pedang atau pisau besar” memasuki Kronan School pada pukul 10.10 waktu setempat, dan polisi menggunakan senjata mereka di tempat kejadian.
“Kami tidak mengetahui apa-apa tentang penyerang tersebut,” katanya, dan menambahkan bahwa tersangka tersebut dibawa ke rumah sakit setelah ditembak oleh polisi.
Seorang siswa di sekolah mengatakan kepada The Local: “Saya sedang berada di kelas dengan teman-teman saya ketika salah satu saudara teman saya memperingatkan dia bahwa ada seorang pembunuh di dalam sekolah. Jadi kami mengunci pintu kelas kami, namun guru kami masih berada di luar koridor pada saat itu.
Kami ingin memperingatkan guru kami, sehingga beberapa dari kami ke luar dan kemudian kami melihat si pembunuh tersebut, ia mengenakan topeng dan membawa sebuah pedang. Guru kami ditusuk. Saya berlari ke dalam kelas lain. Jika saya tidak lari, mungkin saya sudah terbunuh.”
Beberapa laporan mengatakan bahwa sang penyerang mengenakan topeng Star Wars.
Serangan tersebut terjadi di dalam kantin sekolah, dan mendorong Kota Trollhattan untuk mengerahkan tim daruratnya.
Sekolah itu ditelan dalam kekacauan setelah kejadian tersebut, para murid dan guru menangis serta mengalami kejutan, seorang fotografer TTELA Stefan Bennhage mengatakan, sebagaimana dikutip oleh surat kabar Norwegia, Aftonbladet.
Ia menggambarkan ratusan orang berdiri di sekitar jalan utama, dan menambahkan bahwa beberapa orang mencoba untuk melewati penjagaan polisi.
Gustaffson mengatakan bahwa insiden tersebut kini telah berakhir, dan situasi di kota tersebut mulai tenang. Ia menambahkan, bagaimanapun juga, kerabat dan anggota keluarga masih berdatangan ke sekolah tersebut untuk memeriksa teman dan keluarga mereka.
Menyusul insiden tersebut, presiden dari Persautan Guru Swedia, Johanna JaaraAstrand men-twit: “Apa yang telah terjadi di Trollhattan sangat mengerikan! Pikirkanlah para anak-anak, staf dan keluarga. Semua dukungan kepada mereka dalam situasi yang tak terbayangkan ini!”
Sekolah ini dihadiri oleh lebih dari 400 anak-anak, menurut website-nya. Para siswanya berkisar dari usia enam sampai 15 tahun.
Serangan tersebut terjadi di Kronogarden, sebuah daerah yang kurang beruntung di mana lebih dari setengah populasinya lahir di luar negeri.
Para peneliti telah menyebut Trollhattan sebagai kota yang paling terpisah di Swedia, dengan konsentrasi imigran yang padat di Kronogarden.
Di tempat lain di Swedia, sebuah kota di kota Hortlax ditutup setelah seorang pria terlihat sedang menuju ke sekolah tersebut dengan sepeda sambil memegang sebuah kapak.
Ia ditangkap di tempat, koran Aftonbladet mengutip seorang petugas kepolisian Catrin Hedqvist. Ia menambahkan bahwa penyelidikannya sedang berlangsung.
- Source : www.rt.com