Pasukan Israel menembak gas air mata kepada para pengunjuk rasa Palestina sementara kasus penikaman berlanjut
Pihak berwenang Israel telah menembakkan gas air mata kepada para demonstran Palestina di Bethlehem, dengan seorang anak muda yang terluka dalam bentrokan tersebut. Kerusuhan terjadi disaat ribuan warga Palestina berkumpul di kota untuk menghadiri pemakaman Mutaz Zawareh, yang dibunuh oleh pasukan Israel pada hari Selasa.
Rekaman video menunjukkan tank-tank yang menembakkan gas air mata saat para tentara bersenjata berjaga-jaga. Para pengunjuk rasa Palestina dapat terlihat melemparkan batu di antara kepulan asap.
Ini adalah yang terbaru dari bentrokan antara warga sipil Palestina dan pasukan Israel, menyusul sebuah kerusuhan yang sama dan hampir terjadi setiap hari dekat tembok pemisah di Betlehem selama seminggu terakhir, kantor berita Ma’an melaporkan.
Bentrokan-bentrokan yang masih berlangsung juga telah berlangsung di Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Jalur Gaza.
Juga pada hari Rabu, seorang pria ditembak mati oleh polisi Israel setelah bergegas melewati sebuah pos pemeriksaan dekat Gerbang Damaskus di Yerusalem.
Seorang lainnya juga dibunuh oleh pasukan Israel setelah ia menikam seorang wanita di dekat Stasiun Bus Pusat Kota. Ia kemudian mencoba untuk naik bus di dekatnya, namun ditembak oleh para petugas.
Hal tersebut terjadi disaat ratusan pasukan Israel dikerahkan untuk memperkuat polisi pada hari Rabu, langkah yang diambil oleh kabinet keamanan Israel.
Tindakan-tindakan termasuk memperbesar operasi kepolisian, mencabut hak tinggal permanen para “teroris”, mengotorisasikan polisi untuk mengelilingi “pusat pertikaian dan penghasutan”, dan menggunakan unit militer untuk memperkuat polisi di kota-kota dan jalan-jalan. Pos-pos pemeriksaan juga didirikan di lingkungan Palestina di Yerusalem Timur pada hari Rabu kemarin.
Pemakaman bagi pengunjuk rasa Palestina
Demonstrasi dan penembakkan tersebut terjadi setelah Mutaz Ibrahim Zawahreh yang berumur 27 tahun (dari kamp pengungsi Duheisha) ditembak di dada oleh pasukan Israel selama aksi protes di pintu masuk utara Betlehem. Zawahreh kemudian meninggal di rumah sakit.
Pada hal yang tampaknya mengacu pada serangan tersebut, juru bicara militer Israel mengatakan kepada Ma’an bahwa pasukan “menggagalkan sebuah serangan” dari “seorang pelaku Palestina” yang mencoba untuk melemparkan bom Molotov kepada mereka.
Ribuan orang berkumpul untuk menghadiri pemakaman Zawahreh pada hari Rabu, berbaris melalui Bethlehem dan melambai-lambaikan bendera Palestina.
Zawahreh adalah salah satu dari 30 warga Palestina yang tewas di wilayah yang diduduki oleh pasukan Israel sejak tanggal 1 Oktober, menurut Departemen Kesehatan Palestina. Tujuh belas dari mereka tewas dalam bentrokan. Tiga puluh tiga warga Palestina juga terluka pada hari Selasa saja, sembilan dengan peluru tajam di kota-kota Ramallah, Bethlehem, Nablus dan Hebron.
Pada hari Senin, badan PBB untuk pengungsi mengutuk “hilangnya nyawa sipil dalam jumlah yang besar” di wilayah yang diduduki, memperingatkan bahwa Israel melanggar hukum internasional melalui penggunaan senjata api berlebihan di wilayah yang diduduki.
“Di wilayah Palestina yang diduduki ada rasa putus asa yang menyerap akibat dari penolakkan hak-hak dan martabat,” kata lembaga tersebut.
Penikaman di Israel terus berlanjut
Sementara itu, ketegangan di wilayah tersebut terus meningkat di tengah serangkaian serangan penikaman oleh warga Palestina melawan warga Israel. Setidaknya satu orang ditikam pada hari Rabu.
Beberapa serangan teror di Yerusalem dan Raanana menewaskan tiga dan melukai 20 warga Israel pada hari Selasa. Dua warga Palestina bersenjata dengan pisau dan pistol meluncurkan serangan-serangan di dalam sebuah bus di Yerusalem, menewaskan dua orang, sementara serangan yang hampir bersamaan terjadi di mana seorang penyerang menabrakkan mobilnya ke halte bus dan menusuk para pejalan kaki yang melihat. Ada dua serangan yang dilaporkan di Raanana.
Serangan-serangan yang terjadi di hari Selasa membuat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk memanggil sebuah pertemuan darurat di kabinet keamanannya.
“Israel akan melawan mereka yang membunuh dan orang-orang yang menghasut. Siapa pun yang mengangkat kepalan tangannya kepada kami, kami akan memotong tangan mereka,” kata Netanyahu dalam pertemuan tersebut.
Banyaknya penikaman tersebut yang hampir terjadi setiap hari, menginspirasikan sebuah protes #IsraeliLivesMatter di London pada hari Selasa, yang mengutuk “penghasutan oleh orang-orang Palestina”.
Menteri Luar Negeri AS pada hari Rabu mengaitkan kekerasan yang tumbuh di Israel dengan warga Palestina yang “frustasi” dan jengkel pada “peningkatan besar dalam pembangunan pemukiman” yang dibangun oleh pemerintah Israel.
- Source : www.rt.com